
SAMARINDA — Transformasi besar sedang berlangsung dalam sistem pembinaan olahraga di Kalimantan Timur. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) setempat mulai menerapkan pendekatan baru seiring diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, yang menandai pergeseran dari pola pembinaan berbasis kebiasaan menuju sistem yang lebih profesional dan terstruktur.
Upaya pembaruan ini dipimpin oleh Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading. Ia menjelaskan bahwa pendekatan lama yang mengandalkan intuisi dan pengalaman tidak lagi relevan di tengah tuntutan dunia olahraga yang semakin kompleks. Sebaliknya, setiap langkah pembinaan kini harus disusun berdasarkan data, perencanaan matang, dan kaidah hukum yang jelas.
“Kami tidak bisa lagi bergantung pada cara-cara lama yang hanya berdasarkan pengalaman. Semua program dan kebijakan harus mengikuti aturan dan kaidah yang ditetapkan dalam UU Keolahragaan agar hasilnya lebih terukur dan akuntabel,” ujar Rasman, saat ditemui di Gedung Kadrie Oening Tower, Kamis (03/07/2025).
Pendekatan berbasis data ini diterapkan pada seluruh tahapan pembinaan, mulai dari identifikasi potensi atlet, penetapan prioritas cabang olahraga, hingga evaluasi hasil pelatihan. Rasman menyatakan, fokus utama saat ini adalah cabang-cabang olahraga yang memiliki prospek besar meraih medali di ajang nasional, khususnya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang.
“Kami ingin menjaga tradisi juara di cabor beregu sambil terus mendorong potensi medali di cabang perorangan. Keduanya dijalankan bersamaan dengan sistem yang lebih terukur dan berbasis data,” tegasnya.
Namun demikian, perhatian terhadap pembinaan jangka panjang tak kalah penting. Regenerasi atlet dijadikan prioritas agar kontinuitas prestasi bisa dijaga dalam jangka waktu panjang. Menurut Rasman, sistem pembinaan usia dini kini tak sekadar menargetkan capaian prestasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter, kedisiplinan, serta loyalitas terhadap daerah.
“Kami tidak hanya mencari pengganti, tapi membangun pondasi kuat untuk masa depan olahraga Kaltim. Regenerasi harus terstruktur, tidak bisa berjalan tanpa data dan perencanaan yang matang,” jelasnya lebih lanjut.
Langkah awal implementasi program telah dimulai tahun ini dengan pemetaan potensi atlet serta penguatan infrastruktur pembinaan. Dispora Kaltim juga memperkuat sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan olahraga, baik dari KONI, cabang olahraga, hingga pihak sekolah dan akademi olahraga.
Rasman menegaskan, jika seluruh elemen mendukung penerapan sistem ini secara konsisten, bukan hal mustahil Kalimantan Timur dapat menjadi pionir dalam tata kelola olahraga berbasis regulasi dan sistem yang modern. Ia pun berharap pendekatan ini bisa menjadi rujukan bagi daerah lain di Indonesia.
“Kalau semua pihak konsisten dan mendukung, kami yakin olahraga Kaltim bisa lebih kompetitif dan profesional, serta berkontribusi besar di kancah nasional,” tutupnya.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum