ADVERTORIAL – Stadion Sempaja tak hanya dikenal sebagai lokasi pertandingan dan kegiatan olahraga berskala besar. Kini, kawasan tersebut telah menjelma menjadi ruang publik yang hidup, tempat masyarakat Kalimantan Timur, khususnya warga Samarinda, menjalankan gaya hidup sehat melalui aktivitas lari dan jalan kaki.
Pemandangan warga dari berbagai usia yang berolahraga di jalur lari area luar stadion setiap pagi dan sore hari menjadi bukti meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebugaran. Tren ini juga menunjukkan bahwa ruang terbuka publik berperan vital dalam mendukung pola hidup aktif dan sehat.
Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur, Thomas Alva Edison, menyebut lari dan jalan kaki sebagai olahraga dasar yang terjangkau dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
“Lari itu sebenarnya sudah menjadi bagian dari aktivitas alami manusia sejak lahir. Kenapa lari jadi pilihan? Karena ini olahraga paling murah. Siapa pun bisa melakukannya, kapan saja dan di mana saja, tanpa perlu biaya,” ujar Thomas saat diwawancarai pada Rabu (02/07/2025).
Menurutnya, olahraga ringan ini berdampak besar pada kesehatan fisik, karena mampu mengaktifkan hampir seluruh sistem tubuh.
“Lari dan jalan itu mengaktifkan seluruh sistem tubuh. Dalam ilmu keolahragaan, setiap otot yang digerakkan akan merangsang hormon dan sistem organ lainnya bekerja maksimal,” jelasnya.
Thomas menambahkan, keberadaan Stadion Sempaja menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat yang ingin berolahraga di tempat terbuka yang aman dan nyaman. Jalur sejauh 1.600 meter di area stadion digunakan oleh warga dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, hingga lansia.
“Kalau di stadion ini, satu putaran bisa sampai 1.600 meter. Banyak masyarakat yang rutin jogging atau berjalan di sini, terutama sore hari. Sudah jadi rutinitas dan sangat ramai,” ungkapnya.
Ia menilai, salah satu faktor yang menjadikan olahraga ini digemari adalah karena tidak memerlukan perlengkapan mahal maupun keahlian khusus.
“Olahraga seperti ini nggak ada matinya. Karena nggak butuh biaya. Masyarakat yang mengikuti pun antusias setiap ada kegiatan, tinggal siapa sponsornya,” ujarnya.
Melalui antusiasme masyarakat yang tinggi, Dispora Kaltim melihat potensi besar untuk menjadikan lari dan jalan kaki sebagai bagian dari budaya sehat masyarakat urban. Pemerintah daerah pun diharapkan dapat terus menyediakan dan merawat fasilitas publik yang mendukung aktivitas ini.
“Harapannya, masyarakat menjadikan olahraga lari ini sebagai budaya. Sebagai bentuk kebiasaan hidup sehat yang berkelanjutan,” pungkas Thomas.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat serta dukungan fasilitas yang memadai, Stadion Sempaja diyakini akan terus menjadi simbol ruang publik yang inklusif dan produktif. Tempat ini bukan hanya untuk bertanding, tetapi juga untuk membangun kebiasaan sehat di tengah dinamika kehidupan kota.[]