Dispora Kaltim Jadikan Olahraga Tradisional Gaya Hidup Baru

ADVERTORIAL — Upaya pelestarian olahraga tradisional di Kalimantan Timur (Kaltim) kini tidak lagi sekadar menjadi program pemerintah, melainkan telah menyentuh lapisan masyarakat secara langsung melalui peran aktif komunitas. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur mendorong kebangkitan kembali minat terhadap permainan tradisional dan olahraga sepeda melalui pola kemitraan yang terstruktur bersama berbagai komunitas lokal.
Langkah ini terbukti memberikan dampak nyata, terutama dalam membangkitkan kecintaan anak-anak dan remaja terhadap budaya lokal yang mulai terpinggirkan oleh budaya populer dan teknologi. Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kalimantan Timur, AA Bagus Sugiarta, menegaskan bahwa sinergi dengan komunitas merupakan bagian dari strategi utama memperluas cakupan sosialisasi dan pembinaan olahraga tradisional.
“Kami bermitra dengan komunitas olahraga tradisional seperti engrang, menyumpit, juga dengan komunitas sepeda ontel, BMX, dan pushbike (sepeda kecil untuk anak-anak). Kemitraan ini kami jaga terus agar olahraga tradisional tidak hanya dikenang, tapi terus dimainkan dan dicintai,” ujar Bagus saat diwawancarai, Rabu (09/07/2025).
Kolaborasi ini tidak berhenti pada acara seremonial, tetapi diwujudkan melalui kegiatan rutin di berbagai ruang publik. Komunitas-komunitas tersebut aktif menggelar pertunjukan dan edukasi budaya lokal di tempat strategis seperti Teras Samarinda dan Taman Cerdas. Bahkan, sebagian dari mereka secara sukarela masuk ke sekolah-sekolah guna memperkenalkan olahraga tradisional langsung kepada pelajar.
“Karena kami bermitra, mereka rutin melakukan sosialisasi di berbagai event, baik yang digelar pemerintah maupun swasta. Bahkan beberapa komunitas juga aktif masuk ke sekolah-sekolah setiap minggunya untuk mengenalkan olahraga tradisional secara langsung kepada anak-anak,” jelasnya.
Dispora Kalimantan Timur pun mendukung dari sisi fasilitas, mulai dari penyediaan lokasi hingga bantuan logistik untuk menyukseskan kegiatan yang digagas komunitas. Fasilitas tersebut dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan seperti parade sepeda hias dan fun bike yang melibatkan lintas usia.
“Kami siapkan semua fasilitasnya, mulai dari lokasi latihan hingga dukungan logistik jika dibutuhkan. Karena prinsipnya, kami ingin olahraga ini berkembang bukan hanya di kalangan komunitas, tapi bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas,” katanya.
Bagus menilai keberadaan komunitas merupakan kunci menjangkau segmen masyarakat yang tidak bisa dirangkul hanya melalui program formal. Relawan komunitas, kata dia, bergerak dengan semangat sukarela dan berlandaskan kecintaan terhadap budaya, sesuatu yang tak tergantikan oleh kebijakan semata.
“Kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya pemuda, untuk mencintai olahraga tradisional. Ini bukan sekadar olahraga, ini adalah bagian dari budaya, jati diri, dan kebanggaan kita sebagai bangsa. Mari kita jaga bersama agar tidak hilang ditelan zaman,” pungkasnya.
Optimisme Dispora Kalimantan Timur terhadap eksistensi olahraga tradisional tidak berdiri tanpa dasar. Dukungan nyata dari komunitas dan antusiasme publik menjadi kekuatan baru dalam menghidupkan kembali budaya leluhur yang mengajarkan nilai sportivitas, solidaritas, dan ketahanan fisik sejak usia dini.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum