Dispora Kaltim Sambut Positif Rencana Pengesahan Gaple

ADVERTORIAL – Pengakuan permainan gaple sebagai salah satu cabang olahraga oleh pemerintah pusat memantik beragam respons dari berbagai kalangan. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu instansi yang menyatakan sikap mendukung langkah pemerintah tersebut, sembari menekankan pentingnya kesiapan daerah dalam menyambut kebijakan itu.
Analis Muda Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim, Hasbar Mara, menegaskan bahwa sebagai lembaga pemerintah daerah yang bergerak di bidang kepemudaan dan keolahragaan, pihaknya tidak memiliki ruang untuk bersikap menentang keputusan tersebut. “Ini kan sudah kebijakan dari pemerintah bahwasannya gaple jadi cabang olahraga,” kata Hasbar saat dijumpai di Kadrie Oening Tower, Samarinda, Rabu (16/07/2025) siang.
Hasbar menekankan bahwa sebagai aparatur pemerintah, pihaknya berkewajiban memberikan dukungan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, termasuk pengakuan terhadap permainan gaple sebagai olahraga resmi. “Jadi, kita tidak mungkin kontra, kita harus dukung apalagi Dispora,” ujarnya.
Meski secara pribadi ia melihat permainan gaple memiliki keterbatasan dalam aspek fisik, Hasbar tidak menampik bahwa gaple mengandung unsur berpikir yang mendalam, sehingga memenuhi salah satu kriteria sebagai cabang olahraga berbasis strategi. Ia pun membandingkannya dengan permainan catur, yang telah lama diakui sebagai olahraga resmi. “Tapi kalau secara pribadi, olahraga itu kita bisa olah dan raga, raganya itu untuk itu kurang, tapi menggunakan pikiran,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menguraikan bahwa permainan seperti catur, domino, bridge, dan gaple termasuk dalam kategori olahraga yang mengasah kemampuan otak, meski kurang menonjolkan gerak fisik. “Jadi, catur, terus gaple, domino, bridge, apa segala itu menggunakan pikiran, namun untuk unsur fisiknya itu di dalamnya kurang,” ucapnya.
Kendati begitu, dengan status gaple yang segera diresmikan sebagai cabang olahraga oleh pemerintah, Hasbar menilai sudah saatnya seluruh elemen termasuk dinas olahraga di daerah memberikan perhatian khusus terhadap pengembangannya, utamanya di Kalimantan Timur. “Tapi karena sudah diakui pemerintah, kita harus dukung,” tegasnya lagi.
Ia berharap olahraga gaple ke depan bisa menjadi cabang yang digemari masyarakat karena sifatnya yang merakyat dan mudah dimainkan oleh berbagai kalangan. Potensi popularitasnya di masyarakat menurut Hasbar cukup besar, sebab permainan ini sudah dikenal luas sebagai hiburan sehari-hari. “Mudah-mudahan menjadi olahraga andalan juga nanti, karena ini kan agak mudah dari masyarakat utamanya,” katanya.
Namun untuk mewujudkan hal itu, Hasbar menyarankan adanya penyusunan aturan yang lebih teknis dan terstruktur mengenai tata cara bermain gaple dalam konteks olahraga resmi. Hal ini diperlukan agar tidak menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat yang selama ini mengenal gaple sebagai permainan rekreatif belaka. “Tinggal aturan mainnya aja nanti mungkin kita perlu seperti apa karena saking banyaknya olahraga sekarang,” pungkasnya.
Di sisi lain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memberikan pandangan keagamaan terkait permainan gaple. MUI menyatakan bahwa permainan domino atau gaple boleh dipertandingkan selama tidak mengandung unsur perjudian. Adapun status resmi pengakuan gaple sebagai cabang olahraga masih menunggu pengesahan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum