Ditemukan Ulat Dalam Makanan, SPPG 002 Wangkal Probolinggo Akhirnya Buka Suara

Nur Ahmad Silsilah, Asisten Lapangan SPPG 002 Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, ketika ditemui wartawan, Senin (29/9/2025). (Foto : Rachmat)
PROBOLINGGO, PRUDENSI.COM-Setelah viral di media sosial (medsos) Tiktok dalam beberapa hari ini, terkait ditemukan ulat dimenu makanan yang disajikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 002 Wangkal, akhirnya pihak pengelola dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlokasi di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo tersebut buka suara.
Temuan ulat dalam penyajian tersebut terkonfirmasi diketahui terjadi disalah satu lembaga pendidikan di Desa Nogosaren yang masih di wilayah Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
“Dari tiga ribuan ompreng yang distribusikan memang ditemukan ulat yang berasal dari sayur selada, saya pastikan itu buka belatung, biasanya kan kalau belatung itu keluar dari daging ayam yang kadaluarsa atau basi,”ungkap Nur Ahmad Silsilah, Asisten Lapangan SPPG 002 Wangkal, ketika ditemui wartawan, Senin (29/9/2025).
Nur Ahmad Silsilah mengklaim, dapur MBG yang dikelolanya sudah mendapatkan sertifikat layak operasional setelah melalui proses panjang dari instansi terkait.
Bahkan menurutnya, air yang digunakan baik untuk memasak dan mencuci sudah melalui uji laboratorium. Dan hasilnya air yang selama ini digunakan dapur MBG Wangkal sangat bersih dan layak dibuat untuk keperluan memasak.
“Kami tidak mau mengambil resiko menggunakan air yang tidak higienis, semua kegiatan yang berhubungan dengan memasak saya pastikan sudah sesuai protap,”ujarnya.
Nur Ahmad Silsilah menambahkan, untuk mengantisipasi kejadian serupa, saat ini lebih ketat lagi dalam penyajian menu makanan.
“Kami bekerja sama dengan bagian dapur sebelum dimasak sayur terlebih dahulu dilakukan pencucian secara teliti dengan disertai garam,”tegasnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Supriyono, Ketua Forum Gading Sehat meminta kepada pengelola dapur MBG Wangkal agar lebih berhati-hati lagi, karena menyangkut kesehatan murid.

“Saya berharap kedepannya dalam penyajian makanan bagi anak murid lebih teliti lagi, utamanya pemenuhan gizi harus menjadi prioritas, jangan sampai diabaikan,”pinta pria yang mantan Kepala Desa Gading Wetan ini.
Namun menurut Supriyono, dapur MBG Wangkal secara umum sudah baik dalam pelayanan dan pemenuhan gizi utamanya di lima desa yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu Desa Wangkal, Gading Wetan, Mojolegi, Nogosaren dan Kaliacar.
“Secara umum sudah baik pelaksanaan di lapangan, jika ada kritikan itu hal biasa dalam rangka perbaikan, bukan mencari masalah tapi solusi yang membangun,”pungkas Supriyono.(rac)