DPRD Kaltim: Jangan Sampai Proyek Strategis Jadi Ancaman Baru

ADVERTORIAL — Insiden longsor yang terjadi di area proyek pembangunan terowongan penghubung Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap, Kelurahan Selili, Kota Samarinda, menuai perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi, mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersama pihak pelaksana proyek segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aspek teknis, kelayakan, dan keselamatan proyek strategis tersebut.

Proyek yang ditujukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas dan meningkatkan konektivitas kawasan Gunung Manggah itu kini menjadi sorotan tajam, menyusul terjadinya longsor di dekat mulut terowongan beberapa waktu lalu. Kejadian tersebut memunculkan kekhawatiran akan potensi risiko lanjutan yang dapat mengancam keselamatan warga maupun para pekerja di lapangan.

“Dengan adanya longsor di dekat area mulut terowongan penghubung jalan tersebut, tentunya kita sangat prihatin. Mudah-mudahan, insiden ini tidak ada dampak lanjutan yang dapat merugikan masyarakat,” kata Subandi saat ditemui di Gedung DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Selasa (20/5/2025).

Ia menambahkan, langkah antisipatif perlu segera ditempuh, khususnya oleh tim teknis dan pelaksana proyek. Subandi menekankan pentingnya kehati-hatian dalam proses pengerjaan serta perlunya kajian teknis yang mendalam terhadap struktur tanah dan kondisi geografis sekitar terowongan.

“Saya berharap tim teknis yang sejak awal mengkaji proyek ini, termasuk para pekerja lapangan, benar-benar memperhatikan kondisi geografis dan struktur tanah di sekitar terowongan. Harus dikaji secara saksama dan menyeluruh,” tegas politisi yang dikenal vokal dalam isu infrastruktur tersebut.

Menurut Subandi, identifikasi titik-titik rawan longsor menjadi keharusan yang tidak bisa ditunda. Ia meminta pelaksana proyek segera melakukan pemetaan area yang memiliki potensi kerawanan tinggi, untuk kemudian diperkuat secara teknis guna mencegah insiden serupa.

“Tim perlu segera mengidentifikasi area mana saja yang rawan longsor, dan mengambil tindakan sebelum kejadian serupa terulang. Ini penting untuk menjaga keselamatan semua pihak yang terlibat,” tambahnya.

Diketahui, pembangunan terowongan ini merupakan bagian dari proyek besar Pemerintah Kota Samarinda yang diklaim memiliki nilai mencapai hampir Rp400 miliar. Skala proyek yang besar dan lokasi pengerjaan yang cukup menantang menuntut adanya standar pengawasan yang ketat dan berkelanjutan.

“Ini proyek besar, nilainya hampir Rp400 miliar. Maka jangan sampai ada kompromi terhadap aspek keselamatan. Pengawasan harus ditingkatkan, tidak bisa hanya mengandalkan laporan semata,” tutup Subandi.

Seiring berjalannya waktu, publik menaruh harapan besar agar proyek terowongan ini dapat menjadi solusi nyata bagi permasalahan lalu lintas di Samarinda. Namun demikian, insiden yang terjadi belakangan ini menjadi alarm penting bagi semua pihak agar lebih waspada, transparan, dan bertanggung jawab terhadap setiap tahapan pelaksanaan pembangunan. []

Penulis: Selamet
Penyunting: Enggal Triya Amukti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *