DPRD Kaltim Soroti Ketimpangan Tenaga Kesehatan

ADVERTORIAL – Ketimpangan pelayanan kesehatan di Kalimantan Timur (Kaltim) masih menjadi tantangan besar, terutama dalam hal ketersediaan tenaga medis. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kaltim, kebutuhan dokter di wilayah ini mencapai empat ribu orang, namun yang tersedia baru sekitar dua ribu. Ketidakseimbangan ini berimbas langsung pada kualitas layanan di daerah terpencil, yang masih sulit dijangkau oleh fasilitas kesehatan memadai.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, H Baba, mendorong pemerintah provinsi agar mengambil langkah strategis untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan. Menurutnya, solusi jangka panjang dapat dimulai dengan pemberian beasiswa ikatan dinas bagi mahasiswa kedokteran dan dokter spesialis.
“Kami berharap supaya pemerintah bisa menyediakan beasiswa untuk dokter spesialis, nanti supaya ada kontrak dan bisa bekerja di kampung sendiri,” ujar Baba saat diwawancarai di Samarinda, Jumat (04/07/2025).
Baba menilai bahwa perencanaan dan distribusi tenaga kesehatan harus dilihat secara menyeluruh. Oleh sebab itu, DPRD akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan manajemen rumah sakit milik Pemprov Kaltim guna memetakan kondisi faktual di lapangan dan mencari solusi bersama.
“Memanggil managemen rumah sakit yang ada di Kaltim minggu depan untuk komunikasi mengenai tentang rumah sakit dan nakes yang masih kurang,” katanya.
Selain memperkuat SDM, Baba menggarisbawahi pentingnya sarana dan prasarana pendukung, termasuk pengembangan teknologi kesehatan berbasis digital. Ia menilai platform telemedicine yang digagas Kementerian Kesehatan harus mendapat dukungan dari pemerintah daerah agar manfaatnya dapat dirasakan hingga ke pelosok.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi luar daerah juga menjadi opsi taktis untuk mempercepat pengadaan tenaga medis, khususnya bagi daerah yang kekurangan dokter. Langkah ini dinilai dapat membuka kesempatan bagi putra-putri daerah untuk kembali dan membangun layanan kesehatan di tempat asal mereka.
Meski di kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan layanan kesehatan telah memadai, realitas di Kutai Barat dan Mahakam Ulu menunjukkan masih banyak yang harus dibenahi. Kaltim masih dihadapkan pada tugas berat untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan hak atas layanan kesehatan yang setara. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum