
ADVERTORIAL – Kesadaran kolektif untuk melawan penyalahgunaan narkotika kembali digaungkan oleh legislator Kalimantan Timur (Kaltim), Sayid Muziburrachman. Dalam forum Musyawarah Daerah ke-11 Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Kaltim yang berlangsung di Hotel Mercure Samarinda pada Sabtu (19/07/2025), ia menyerukan peran aktif pemuda dalam menghadapi ancaman narkoba yang semakin mengkhawatirkan.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim tersebut menilai bahwa peredaran narkoba telah menyusup hingga ke lini paling rentan, yakni generasi muda. Ia menyampaikan, “Narkoba adalah musuh kita bersama, saya mengajak anak muda Kalimantan Timur khususnya Samarinda agar memerangi narkoba.” Seruan tersebut tidak hanya dimaksudkan sebagai bentuk ajakan moral, tetapi juga sebuah panggilan untuk terlibat dalam gerakan nyata menolak narkoba.
Sayid menyoroti bahwa dampak narkoba tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga dapat menghancurkan sistem saraf otak secara permanen, yang pada akhirnya merusak kualitas hidup dan mengancam keberlangsungan sosial bangsa. Ia menggarisbawahi bahwa bahaya narkoba merupakan persoalan serius yang tidak bisa diserahkan semata-mata kepada institusi penegak hukum.
Dari sisi peredaran, ia menilai para pelaku semakin lihai dalam menyamarkan modus operandi, bahkan menyasar pelajar dan mahasiswa sebagai target. Hal inilah yang membuatnya percaya bahwa hanya dengan partisipasi aktif pemuda melalui berbagai pendekatan sosial dan kultural, perang melawan narkoba bisa menghasilkan dampak yang nyata.
Melalui peranannya di Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Kaltim, Sayid menekankan pentingnya menciptakan ruang-ruang aktivitas produktif bagi generasi muda. Ia menilai bahwa pendekatan melalui kampanye kreatif, pertunjukan seni, serta interaksi digital di media sosial akan lebih mudah diterima kalangan muda ketimbang pendekatan konvensional.
Lebih lanjut, ia mendorong kolaborasi lintas sektor agar pemberantasan narkoba bisa berjalan lebih masif. Menurutnya, sinergi antara organisasi masyarakat dan aparat penegak hukum dapat mempersempit ruang gerak jaringan narkoba yang selama ini sulit tersentuh.
“Pemuda harus jadi garda terdepan. Jangan hanya menjadi korban, tapi juga bagian dari solusi,” tuturnya. Dengan pernyataan tersebut, Sayid menekankan bahwa transformasi peran pemuda dari sekadar penonton menjadi pelaku utama perubahan adalah kunci untuk menciptakan generasi yang bebas dari narkoba.
Pernyataan Sayid tidak hanya menjadi refleksi atas kondisi saat ini, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral sebagai wakil rakyat dalam membangun kesadaran kolektif. Dalam konteks ini, isu narkoba perlu dipahami sebagai tantangan multidimensional yang menyentuh aspek kesehatan, sosial, dan budaya, dan karena itu menuntut keterlibatan semua elemen masyarakat. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum