DPRD Samarinda: Terowongan Samarinda Segera Beroperasi

SAMARINDA – Pembangunan Terowongan Samarinda di Kelurahan Selili bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan mempermudah mobilitas masyarakat di sekitar kawasan Pasar Sungai Dama, Jalan Oto Iskandar Dinata, Gunung Manggah, Jalan Sultan Sulaiman, Jalan Sultan Alimuddin, dan Jalan Kakap. Terowongan yang menghubungkan Jalan Kakap dan Jalan Sultan Alimuddin ini dilaksanakan dengan skema kontrak tahun jamak, menggunakan anggaran sebesar Rp 396 miliar dan diperkirakan akan selesai dalam waktu 18 hingga 22 bulan. Dengan panjang total 690 meter, lebar 15 meter, dan tinggi 15 meter, proyek ini saat ini telah mencapai progres pengerjaan sebesar 86,326 persen, sedikit lebih cepat dari target yang ditetapkan, dengan estimasi penyelesaian pada 30 April 2025.

Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, berharap agar Terowongan Samarinda segera dapat dioperasikan untuk mengatasi kemacetan di kawasan Pasar Sungai Dama hingga Gunung Manggah. Namun, Deni menekankan pentingnya memastikan keselamatan konstruksi mengingat tantangan geologi yang ada di sekitar lokasi pembangunan yang memerlukan perhatian khusus.

Deni menjelaskan bahwa koordinasi antara pemerintah daerah, kontraktor pelaksana, dan konsultan supervisi menjadi kunci keberhasilan proyek ini, baik dari sisi waktu maupun kualitas. “Kami meminta pemeriksaan menyeluruh sebelum terowongan digunakan, dengan memperhatikan faktor keamanan yang sangat penting. Kami akan segera mengadakan inspeksi lapangan untuk memantau perkembangan dan kondisi proyek,” ujar Deni, Rabu (19/03/2025).

Dia juga menyoroti tingginya kepadatan lalu lintas dan beban kendaraan di kawasan tersebut, yang mengharuskan uji kelayakan keselamatan terowongan dilakukan dengan cermat sebelum operasionalnya. “Uji kelayakan keselamatan terowongan sangat penting agar syarat teknis keamanan sesuai standar,” tambahnya.

Deni juga menjelaskan bahwa instansi teknis seperti Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) akan melakukan pengecekan kelayakan dan keamanan terowongan. “BBPJN dan konsultan ahli akan melaksanakan uji kelayakan dan keselamatan. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar dua bulan karena harus dilakukan analisis teknis,” katanya.

Di lapangan, proyek saat ini memasuki tahap akhir, dengan pekerjaan finishing seperti pengecoran jalan dan pekerjaan lainnya. “Kami akan tetap melakukan sidak meski pekerjaan hampir selesai, untuk memastikan seluruh aspek teknis telah terpenuhi,” tutupnya. []

Penulis: Himawan Yokominarno

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *