DPRD Soroti Ancaman Buaya, Dorong Fasilitas Penangkaran di Kutim

SAMARINDA – Ancaman keberadaan buaya yang semakin dekat dengan kawasan permukiman warga di Kabupaten Kutai Timur mendorong anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Agus Aras, untuk menyerukan perlunya pembangunan penangkaran buaya di wilayah tersebut. Legislator dari daerah pemilihan Kota Bontang, Kutim, dan Berau itu menilai bahwa keberadaan penangkaran akan menjadi solusi penting dalam menekan potensi konflik antara manusia dan satwa liar yang populasinya kian meningkat.

“Mudah-mudahan bisa terealisasi, karena butuh kajian yang baik dan kami berharap segera ada, tidak bisa lagi kalau hanya mengandalkan Teritip di Balikpapan,” ujar Agus kepada wartawan di Samarinda, Rabu (21/05/2025).

Agus menyampaikan kekhawatirannya atas situasi ini dan meminta masyarakat untuk lebih waspada, khususnya saat beraktivitas di sekitar sungai. Ia menekankan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak yang masih sering mandi di aliran sungai tanpa pengamanan yang memadai.

“Jadi kewaspadaan masyarakat sangat dibutuhkan supaya tidak menjadi mangsa buaya,” kata politisi Partai Demokrat tersebut.

Ia menambahkan, kebiasaan mandi di sungai yang telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat pedalaman perlu ditinjau ulang, terutama karena buaya kini mulai masuk ke kawasan penduduk. Situasi tersebut dinilai sangat berisiko apabila tidak diikuti dengan pengawasan ketat.

“Kedepan bagaimana masyarakat dapat mengawasi anak-anaknya jangan mandi di tempat yang potensi banyak terdapat buaya seperti mandi di sungai, karena luar biasa populasinya sangat banyak dan sudah masuk di pemukiman warga,” ungkapnya.

Pernyataan Agus ini muncul tak lama setelah insiden tragis yang terjadi di Kampung Kajang, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutim. Dalam kejadian tersebut, seorang anak laki-laki bernama Fikri, berusia 10 tahun, menjadi korban serangan buaya saat mandi di sungai bersama teman-temannya. Kejadian tersebut menambah panjang daftar kasus serupa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir di daerah tersebut.

Guntur Riyadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *