DPUPR Probolinggo Lakukan Pemeliharaan Ruas Jalan Condong–Manggisan dan Prasi–Pasar Senin
PROBOLINGGO, Prudensi.com – Memasuki awal tahun 2024, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo mulai melakukan pemeliharaan jalan dengan cara tambal sulam karena masuk dalam kerusakan ringan dengan menggunakan truk Alpomain di wilayah timur Kabupaten Probolinggo.
Pemeliharaan jalan ini dilakukan pada beberapa titik di Ruas Jalan Prasi–Pasar Senin sepanjang 5,7km dan beberapa titik di Ruas Jalan Condong–Manggisan sepanjang 10,8km.
Selain karena sudah masuk dalam program tahun 2023 untuk awal tahun 2024, pemeliharaan ini dilakukan untuk menindaklanjuti laporan masyarakat melalui website DPUPR Kabupaten Probolinggo dan Call Center Lapor Kand4.
Kepala DPUPR Kabupaten Probolinggo Hengki Cahjo Saputra mengatakan pemeliharaan jalan dengan menggunakan truk Alpomain ini memang sudah rencana program yang dilakukan pada tahun 2023. Ini merupakan salah satu rencana program di tahun 2023 untuk antisipasi kerusakan-kerusakan jalan akibat musim penghujan.
“Ini sudah mulai berjalan di ruas jalan Condong–Manggisan di daerah Desa Betek Kecamatan Krucil dan ruas jalan Prasi–Pasar Senin. Di situ ada perbaikan-perbaikan yang memang kalau sudah musim penghujan kalau tidak segera ditangani kerusakannya semakin lebih parah,” katanya Hengki kepada media prudensi. com Rabu, (31/1/24) di ruang kerjannya.
Menurut Hengki, pemeliharaan jalan ini merupakan kegiatan-kegiatan yang memang sudah diantisipasi mulai tahun 2023 kemarin. Untuk bahan-bahannya itu sudah distok dan dilakukan di tahun 2023 dengan anggaran PAK. Sisanya untuk antisipasi musim penghujan. Untuk di tahun 2024, masih proses untuk pengadaan RMA aspal dingin.
“Harapannya di musim penghujan kalau ada kerusakan jalan bisa langsung kita antisipasi segera. Hal ini untuk menghindari kerusakan yang lebih parah lagi. Tentunya juga akhirnya berdampak kebutuhan anggaran perbaikan yang semakin besar. Kalau kecil ditangani tidak semakin parah rusaknya,” jelasnya.
Terkait dengan rencana pemasangan portal di Klenang dan Malasan, Hengki menegaskan bahwa hal ini merupakan sebuah langkah yang sangat bagus untuk mempertahankan usia jalan atau umur jalan. “Kalau itu memang di luar tonase 8 ton yang sudah ditentukan, otomatis juga semakin cepat kerusakannya,” tegasnya.
Hanya saja tambah Hengki, sebetulnya yang tidak kalah pentingnya itu kesadaran masyarakat. Sebab kalau masyarakat sudah sadar dan pelaku usaha juga sadar bahwa ada kelas jalan di situ, maka tidak perlu dipasang portal.
“Kita berharap itu masyarakat lebih sadar dan pelaku usaha juga sadar sehingga kelas jalan dilewati sesuai dengan kelas jalannya. Tidak apa-apa apabila ada usaha di dalam kelas jalan kabupaten. Tentunya kalau nanti angkutan yang dibutuhkan harusnya nanti dibongkar di jalan utama. Baru masuknya memakai kendaraan sesuai kelas jalannya,” pungkasnya.(Mis)