Drone dan Rudal Rusia Hantam Kyiv, Infrastruktur Vital Terganggu
JAKARTA – Ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali menjadi sasaran serangan intensif Rusia pada Sabtu (27/12/2025). Rentetan drone dan rudal menghantam sejumlah titik strategis di kota tersebut dan wilayah pinggirannya, menimbulkan korban jiwa serta dampak luas terhadap infrastruktur vital. Selain menewaskan seorang warga sipil dan melukai puluhan orang lainnya, serangan ini juga menyebabkan pemadaman listrik dan terhentinya sistem pemanas di tengah suhu udara yang kian dingin.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa serangan terjadi sejak malam hari dan berlangsung berjam-jam. Ledakan keras terdengar di berbagai penjuru kota, disertai kilatan cahaya terang yang membuat langit Kyiv berubah warna menjadi oranye. Kondisi ini memaksa otoritas setempat memberlakukan peringatan udara dalam waktu lama, sementara warga berlindung di tempat perlindungan.
Gubernur wilayah Kyiv, Mykola Kalashnyk, mengonfirmasi adanya korban jiwa akibat serangan tersebut. Seorang perempuan berusia 47 tahun dilaporkan meninggal dunia. Dampak serangan juga dirasakan secara langsung oleh warga ibu kota, baik dari sisi keselamatan maupun akses terhadap kebutuhan dasar.
Wali Kota Kyiv, Vitaliy Klitschko, menyampaikan bahwa jumlah korban luka mencapai puluhan orang.
“Sudah ada 19 orang yang terdampak di ibu kota. Sebelas orang telah dirawat di rumah sakit,” kata wali kota Kyiv, Vitaliy Klitschko.
Ia menambahkan bahwa skala gangguan terhadap fasilitas umum sangat besar. Sekitar 2.600 bangunan tempat tinggal serta ratusan fasilitas publik seperti taman kanak-kanak, sekolah, dan bangunan sosial mengalami gangguan pemanas, membuat kehidupan warga semakin sulit di musim dingin.
Kerusakan pada jaringan listrik juga dilaporkan cukup parah. Kalashnyk menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah di tepi kiri Kyiv masih mengalami pemadaman.
“Hingga pagi ini, bagian tepi kiri wilayah masih tanpa listrik. Saat ini, lebih dari 320.000 konsumen tanpa listrik,” tambah Kalashnyk.
Situasi keamanan nasional Ukraina turut memburuk setelah Angkatan Udara Ukraina mengumumkan siaga udara di seluruh wilayah negara itu. Otoritas militer menyebutkan bahwa drone dan rudal Rusia terpantau bergerak di atas beberapa wilayah, menandakan potensi serangan lanjutan.
Serangan besar ini terjadi di tengah dinamika diplomatik yang krusial. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dijadwalkan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Florida, Amerika Serikat, pada Minggu (28/12). Pertemuan tersebut disebut akan membahas rencana yang diusulkan untuk mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung sejak 2022 dan menelan puluhan ribu korban jiwa.
Di sisi lain, Rusia menuding Zelensky serta para pendukungnya di Uni Eropa berupaya “menggagalkan” rencana perdamaian yang dimediasi Amerika Serikat. Rencana terbaru tersebut dilaporkan berupa proposal 20 poin, yang mencakup penghentian pertempuran di garis depan saat ini dan pembentukan zona penyangga demiliterisasi di wilayah timur Ukraina.
Serangan terhadap Kyiv ini menegaskan bahwa konflik Ukraina-Rusia masih berada pada fase eskalasi, bahkan ketika pembicaraan diplomatik terus diupayakan. Bagi warga sipil, dampak perang kini tidak hanya soal keselamatan, tetapi juga kelangsungan hidup di tengah rusaknya infrastruktur dasar. []
Siti Sholehah.
