Dua Tukang Bangunan Aniaya Pasangan di Kapuk Muara

JAKARTA — Aksi protes keluarga berubah menjadi insiden berdarah di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, ketika sepasang kekasih dianiaya oleh dua tukang bangunan. Penganiayaan itu terjadi setelah korban menulis coretan di rumah milik ayah dari salah satu korban.
Peristiwa bermula pada Senin (06/10/2025) sekitar pukul 16.30 WIB, ketika JM (40) dan kekasihnya PJ (40) mendatangi rumah ayah PJ untuk menyampaikan kekesalan atas persoalan keluarga dengan cara mencoret pagar dan tembok rumah menggunakan cat.
“Motif sang anak adalah bentuk protes terhadap permasalahan keluarga yang terjadi dan melakukan vandalisme di rumah ayahnya bersama kekasih,” jelas Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya, dikutip dari Antara, Rabu (15/10/2025).
Namun, tindakan mereka justru memicu amarah dua tukang bangunan, MM (50) dan WM (37), yang sedang bekerja di rumah tersebut. Kedua tukang bangunan itu sebelumnya diminta oleh pemilik rumah — ayah PJ — untuk menghapus coretan di dinding. Saat bertemu dengan pasangan itu, terjadi adu mulut dan dorong-dorongan yang berujung penganiayaan.
Menurut polisi, PJ sempat terjatuh ke dalam selokan setelah didorong pelaku. Saat JM mencoba menarik kekasihnya keluar, ia juga didorong hingga ikut jatuh. Benturan keras membuat JM mengalami luka terbuka di kepala bagian depan hingga harus mendapatkan tujuh jahitan, sedangkan PJ menderita pendarahan otak dan cedera tulang belakang.
“Karena itu, keduanya ditangkap pada hari yang sama sekitar pukul 20.00 WIB di dekat lokasi kejadian setelah melakukan penyelidikan kasus,” ujar Agus.
Polisi kemudian mengamankan alat pengecat, rekaman CCTV, dan hasil visum sebagai barang bukti. Saat ini kedua tersangka tengah menjalani pemeriksaan intensif di Polsek Metro Penjaringan.
“Kedua pelaku ini dijerat Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman penjara enam tahun dan/atau Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman penjara dua tahun delapan bulan,” tambah Agus.
Akibat kejadian itu, peristiwa keluarga berubah menjadi kasus hukum serius yang menarik perhatian warga sekitar. Polisi masih mendalami kemungkinan adanya unsur provokasi lain dalam insiden yang bermula dari masalah internal keluarga tersebut. []
Siti Sholehah.