Dugaan Keracunan Massal di SMPN 8 Kupang, Program Makan Bergizi Dievaluasi

KUPANG – Dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang memantik reaksi cepat dari Pemerintah Kota Kupang.

Wali Kota Kupang, Christian Widodo, meminta evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah insiden tersebut mencuat ke publik.

Insiden ini terjadi setelah 200 siswa mengalami gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah, pada Selasa (22/7/2025).

Dugaan sementara menyebutkan bahwa makanan yang dikonsumsi siswa pada hari sebelumnya, Senin (21/7/2025), merupakan pemicu utama.

Christian menyampaikan keprihatinan atas kejadian itu saat menjenguk siswa yang dirawat di RSU Mamami Kupang.

Ia menyatakan perlunya penelusuran menyeluruh terhadap sumber makanan yang dikonsumsi para pelajar tersebut.

“Harus ada tindak lanjut, harus ada evaluasi (tentang MBG), setelah ini kami cari tahu dari mana asalnya makanan itu (yang dikonsumsi) kami telusuri,” kata Christian, Selasa.

Para siswa korban dilaporkan dirawat di beberapa rumah sakit, di antaranya RSU Mamami, RSUD S.K Lerik, dan RSU Siloam Kota Kupang.

Meski sebagian besar telah mendapatkan penanganan medis, pihak otoritas mengaku belum dapat menyimpulkan secara pasti sumber keracunan tanpa hasil laboratorium atau diagnosis medis resmi.

Christian menegaskan bahwa jika nantinya terbukti makanan yang berasal dari program MBG menjadi penyebab utama keracunan, maka pihak penyedia makanan, khususnya dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), harus bertanggung jawab secara moral dan administratif.

“Kalau ada kesalahan, kita minta maaf,” ujarnya. “Tentu saya sebagai pimpinan wilayah menyayangkan kejadian ini.”

Namun demikian, ia mengaku belum mengetahui secara pasti dapur mana atau pihak SPPG mana yang bertanggung jawab atas distribusi makanan MBG di SMP Negeri 8 Kupang.

Hal ini, menurutnya, karena banyaknya unit dapur layanan MBG yang tersebar di Kota Kupang dan melayani ratusan penerima manfaat.

“Kalau dapur ini kan ada banyak, saya tidak hafal maksudnya ini sekolah ini masuk dapur yang mana, kan dia melayani bisa sampai 300 (penerima manfaat),” kata Christian.

“Nanti pulang setelah ini kita minta datanya sekolah ini masuk di pelayanan (SPPG) yang mana, belum, belum (tahu penyedianya),” tambahnya.

Wali Kota Kupang menekankan bahwa fokus utama pemerintah saat ini adalah memastikan seluruh siswa yang terdampak keracunan mendapatkan penanganan medis secepat mungkin.

Menurutnya, aspek penyelidikan administratif bisa menyusul setelah kondisi para siswa stabil.

“Yang utama dari kasus ini adalah penanganan medis bisa didapatkan oleh para siswa,” tegasnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *