Dulu Ditempeli Cabai, Kini Ayu Ting Ting Pilih Tegas Tanpa Kekerasan

JAKARTA – Penyanyi dangdut Ayu Ting Ting kembali mencuri perhatian publik, bukan karena aksi panggung atau kontroversi selebritas, melainkan lewat kisah reflektif tentang pola asuh keluarganya di masa kecil.

Dalam sebuah sesi wawancara program Obrolan Tiap Waktu (OTW) di Trans7, Sabtu (19/7/2025), Ayu secara terbuka membagikan pengalaman dididik dengan tegas oleh orang tuanya, terutama sang ayah, Abdul Rojak.

Menurut Ayu, masa kecilnya penuh dengan disiplin keras, bahkan kadang terasa menyakitkan secara emosional.

Salah satu bentuk hukuman yang paling membekas adalah ketika ia pernah ditempeli irisan cabai oleh sang ayah karena menyahuti ucapan orang tua.

“Kalau dulu kalau aku ngelawan orang tua, ayah ya cabai ijo diiris gitu diginiin ke mulut (ditempeli). Bukan ngelawan apa, tapi nyautin, kan gak boleh ya,” ujar Ayu mengenang.

Ia menjelaskan bahwa saat itu dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar dan menangis kencang karena tak tahan dengan perlakuan tersebut.

Namun, ia juga mengakui, di masa lalu, bentuk hukuman semacam itu dianggap lumrah sebagai bagian dari pendidikan moral anak.

“Jadi kita tahu sebagai anak gak boleh nyautin orang tua gitu. Masih kecil banget, SD. Terus nangis kenceng gak berhenti-berhenti dari dibilangin pelan sampai ayah kencang, tapi kan zaman dulu orang tua emang gitu,” sambungnya.

Selain sang ayah, Ayu juga menyebut ibunya, Umi Kalsum, sebagai sosok yang sangat galak.

Menurutnya, ‘emposan di paha’ adalah hal yang tak bisa dihindari jika melakukan kesalahan. Meski demikian, kasih sayang tetap menjadi landasan utama dalam pola pengasuhan mereka.

Kini, sebagai ibu dari seorang putri bernama Bilqis, Ayu mencoba menerapkan pola asuh berbeda.

Ia tetap tegas, namun menghindari hukuman fisik. Ayu menyadari, zaman telah berubah dan cara mendidik anak pun harus menyesuaikan.

“Aku galak banget sama Bilqis, aku tegas karena Bilqis gak ada yang ditakuti selain Bu Ayu. Bilqis itu aku gak pernah galak fisik, cuma mulut doang,” akunya.

Ayu menegaskan, ia mengajarkan tanggung jawab pada anaknya. Bilqis diberi kebebasan untuk memilih, termasuk dalam hal menerima tawaran pekerjaan seperti menyanyi.

Namun, setiap pilihan harus disertai kesadaran akan konsekuensinya.

“Ketika tampil, kalau dia tampil kurang kita sebagai orang tua pastikan…. (Dibilangin dari awal jawabannya) ‘Iya Bunda, iya Bunda bawel banget si Bunda’. Selesai turun panggung dia tahu, udah lihat mata emaknya. ‘Bunda sayang bagus gak Iqis tadi?’,” tutur Ayu.

Melalui pendekatan komunikasi yang lebih lembut, Ayu menyadari bahwa anak-anak masa kini lebih peka dan tidak bisa diberi didikan keras seperti generasinya dulu.

“(Aku) ya ngomel. Bu Ayu langsung marahi, kalau udah nada tinggi, Iqis udah berkaca-kaca. Itu kan yang dia mau, dia harus benar-benar semangat,” tegasnya.

Pernyataan Ayu Ting Ting membuka ruang diskusi tentang perubahan nilai dalam pengasuhan anak di era modern.

Meski banyak yang berubah, nilai kedisiplinan dan tanggung jawab tetap menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter anak. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *