Efisiensi Anggaran Pangkas Turnamen Olahraga di Kaltim

SAMARINDA – Kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan oleh pemerintah pusat terhadap pemerintahan daerah memberikan dampak signifikan terhadap pelaksanaan turnamen olahraga di tahun 2025. Penyesuaian anggaran ini memaksa panitia penyelenggara untuk melakukan pemangkasan terhadap beberapa cabang olahraga serta biaya operasional. Langkah ini termasuk pengurangan jumlah pertandingan dan pembatasan cabang olahraga yang dapat melaksanakan turnamen.
Salah satu dampak terbesar dari efisiensi anggaran ini adalah penyusutan jumlah turnamen yang bersifat multi-event, yang mencakup cabang olahraga bela diri, olahraga permainan, serta olahraga terukur. Rasman, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, menjelaskan bahwa meskipun terdapat pemangkasan, sejumlah turnamen tetap akan dilaksanakan, meski dengan sejumlah penyesuaian.
“Karena adanya efisiensi anggaran, kami akan tetap melaksanakan multi-event, tetapi kali ini kita akan menggabungkan beberapa kategori, yakni multi-event bela diri, multi-event permainan, dan multi-event terukur. Cabang olahraga bela diri seperti silat, taekwondo, kenpou, judo, anggar, gulat, dan karate akan tetap diadakan. Namun, untuk multi-event olahraga terukur, seperti road race, balap sepeda, panahan, dayung, renang, dan atletik, terpaksa dihapus,” terang Rasman pada (19/05/2025).
Rasman juga menyampaikan bahwa beberapa cabang olahraga permainan, seperti basket, bola tangan, tenis lapangan, tenis meja, takraw, voli, dan sepak bola, masih akan dilaksanakan. Meski demikian, sepak bola menjadi salah satu cabang yang tetap dipertahankan, meskipun harus disesuaikan dengan anggaran yang terbatas.
“Kami sudah merencanakan beberapa kegiatan sebelumnya, tetapi dengan adanya efisiensi ini, kami terpaksa mengurangi beberapa kegiatan. Salah satu alasan utama untuk tetap mengadakan multi-event adalah efisiensi dalam biaya pelaksanaan,” tambahnya.
Walaupun kebijakan efisiensi anggaran ini menjadi tantangan besar, beberapa pihak optimistis bahwa langkah tersebut dapat membuka peluang untuk inovasi dalam penyelenggaraan turnamen. Salah satu solusi yang diharapkan adalah pemanfaatan teknologi streaming untuk siaran langsung dan kolaborasi dengan komunitas lokal guna menekan biaya operasional yang semakin terbatas.
Dengan keterbatasan anggaran yang ada, panitia penyelenggara olahraga berusaha melakukan penyesuaian dengan menggabungkan beberapa turnamen yang sebelumnya diadakan terpisah berdasarkan cabang olahraga. Pendekatan baru ini bertujuan untuk melaksanakan turnamen secara bersamaan, yang diharapkan dapat menghemat biaya, namun tetap memastikan kegiatan olahraga tetap berjalan dengan baik.
Di tengah berbagai keterbatasan tersebut, turnamen olahraga tahun ini akan menjadi ajang pembuktian bagi semua pihak untuk berkreasi dan berkolaborasi dalam mendukung perkembangan dunia olahraga. Meskipun menghadapi tekanan anggaran yang signifikan, penyelenggaraan turnamen diharapkan tetap berjalan dengan semangat inovasi dan efisiensi.
Slamet