Eks Penjara Koblen Surabaya Disulap Jadi Pasar Buah Bernuansa Edukasi Sejarah

SURABAYA – Bekas Penjara Koblen di kawasan Bubutan, Surabaya, yang memiliki nilai sejarah tinggi pada masa penjajahan kolonial, akan dialihfungsikan menjadi pasar buah modern dengan konsep edukatif.
Pengembangan ini dilakukan oleh pihak swasta dengan pendekatan multifungsi, tidak hanya sebagai pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga sebagai wahana pengenalan sejarah lokal bagi masyarakat.
Peletakan batu pertama pembangunan Pasar Buah Koblen telah dilakukan beberapa waktu lalu, dengan dihadiri perwakilan kelurahan, kecamatan, hingga anggota legislatif dari DPRD Kota Surabaya. Proyek ini bertujuan menata kawasan kota serta memindahkan para pedagang buah yang selama ini berjualan di tempat-tempat tidak resmi.
Pengelola lahan eks Penjara Koblen, I Wayan Arcana, menjelaskan bahwa pasar ini akan menjadi solusi penataan kota sekaligus sarana pembelajaran sejarah.
“Pasar buah ini menampung para pedagang buah yang selama ini berjualan tidak pada tempatnya. Keberadaan Pasar Buah Koblen ini sekaligus membantu menertibkan wajah kota Surabaya,” ujar I Wayan.
Ia menambahkan bahwa secara bertahap kawasan pasar akan dilengkapi dengan sarana edukasi sejarah yang berkaitan erat dengan eksistensi Penjara Koblen pada masa kolonial.
“Pasar ini nantinya tidak hanya jadi pusat ekonomi, tapi juga tempat belajar sejarah tentang Surabaya, terutama kawasan Koblen,” imbuhnya.
Pegiat sejarah Surabaya, Nanang Purwono, menyambut baik inisiatif penggabungan fungsi ekonomi dan edukasi tersebut. Ia menilai, proyek ini merupakan upaya penting untuk menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah lokal yang selama ini terabaikan.
“Bagus jika bisa dihidupkan kembali nilai sejarahnya. Jadi tidak hanya pasar buah saja, melainkan ada unsur edukasi sejarah yang mengiringi,” ujar Nanang, Jumat (18/4/2025).
Ia juga menyampaikan telah melakukan komunikasi dengan pihak pengelola agar konten sejarah benar-benar menjadi bagian integral dari pengembangan kawasan pasar tersebut.
Dari catatan sejarah, Penjara Koblen dibangun pada akhir 1920-an hingga awal 1930-an dengan arsitektur khas yang mencerminkan perkembangan kota Surabaya kala itu.
Bangunan ini dikenal sebagai penjara yang dirancang dengan pendekatan humanis dan lingkungan, menggunakan batu hias cadas model Palimanan serta dikelilingi lingkungan permukiman elit di era Hindia Belanda.
Pendirian penjara ini merupakan respons atas kritik terhadap Wali Kota Surabaya saat itu, Ir. Dykerman, yang dinilai lambat menyediakan fasilitas pemasyarakatan baru di tengah pesatnya pembangunan kota.
Untuk mendirikan Penjara Koblen, pemerintah kolonial mengalokasikan dana besar, yakni f 45.000 gulden untuk pengadaan lahan, f 76.000 gulden untuk tembok utama, serta f 20.000 gulden untuk pembangunan ruang sel tahanan.
Transformasi eks Penjara Koblen menjadi pasar buah yang sarat edukasi diharapkan menjadi ikon baru yang memperkuat identitas sejarah Kota Surabaya di tengah modernisasi ruang kota. []
Nur Quratul Nabila A