Ekspansi Sawit ke Afrika, RI Garap Pasar Baru

JAKARTA — Pemerintah Indonesia mulai menjajaki peluang baru dalam pengembangan industri kelapa sawit dengan menyasar kawasan Afrika sebagai pasar alternatif sekaligus lokasi investasi langsung.

Langkah ini disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno dalam acara Aprobi yang digelar di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Arif Havas menuturkan bahwa sejumlah negara di benua Afrika menunjukkan minat besar terhadap sistem pengelolaan sawit Indonesia, mulai dari budidaya hingga industri pengolahan.

“Afrika ini datang ke kita. Mereka minta, mereka mau belajar, mereka mau tahu cara kita membangun industri sawit, dari hulu sampai hilir,” ujar Havas.

Alih-alih sekadar meningkatkan ekspor minyak sawit mentah (CPO), pemerintah mendorong pendekatan lebih progresif dengan membangun kebun sawit dan industri pengolahan langsung di negara-negara Afrika, seperti Angola.

Strategi ini juga dinilai sebagai solusi untuk menghadapi tantangan regulasi ketat dari pasar Eropa, terutama Uni Eropa yang menerapkan EU Deforestation Regulation (EUDR).

“Kenapa kita tidak buka industri pupuk di Angola, buka kebun sawit di Angola, produksi CPO di Angola. Dan kita yang ekspor keluar dari Angola,” lanjutnya.

Dengan mengalihkan basis produksi sebagian ke Afrika, Indonesia berharap dapat menghindari hambatan dagang dari negara-negara maju.

Menurut Havas, pendekatan ini akan memberi fleksibilitas lebih dalam pengiriman produk sawit tanpa terikat aturan ketat dari pasar lama.

“Daripada kita kirim CPO dari Dumai ke Rotterdam yang bisa dikenakan macam-macam larangan, lebih baik kita ekspor dari Angola ke mana saja,” ungkapnya.

Selain dari sisi ekonomi, strategi ini juga dianggap sebagai instrumen diplomasi ekonomi.

Dengan turut membantu pengembangan industri sawit di negara-negara Afrika, Indonesia menampilkan diri sebagai mitra global yang tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga berbagi teknologi dan pengalaman.

“Jadi kita bukan hanya bantu mereka, tapi kita juga bantu industri sawit kita sendiri untuk bisa berkembang di luar negeri,” tambahnya.

Langkah ini menjadi bagian dari reposisi Indonesia dalam pasar global kelapa sawit, mengimbangi tekanan geopolitik dan regulasi lingkungan di Eropa dengan memperluas konektivitas ekonomi ke Selatan Global, khususnya Afrika.

Pemerintah berharap inisiatif ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pelaku utama dalam industri sawit dunia serta memperluas pengaruh melalui kerja sama pembangunan lintas kawasan. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *