Elon Musk Dukung Pemakzulan Trump, Hubungan Keduanya Kian Memburuk

WASHINGTON DC – Ketegangan antara miliarder teknologi Elon Musk dan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kian meruncing.
Terbaru, Musk secara terbuka memberikan dukungan terhadap wacana pemakzulan (impeachment) terhadap Trump, yang disebut-sebut tengah digadang kembali maju sebagai calon presiden pada Pemilu AS mendatang.
Pernyataan tersebut muncul dalam unggahan pengguna platform X (dahulu Twitter) dengan akun @stillgray, Jumat (6/6/2025).
Dalam unggahannya, pengguna tersebut menyampaikan usulan agar Trump dimakzulkan dan digantikan oleh Wakil Presiden hipotetis JD Vance.
“Trump seharusnya dimakzulkan dan JD Vance harus menggantikannya,” tulis akun tersebut. Tak lama kemudian, Elon Musk menanggapi langsung unggahan itu dengan balasan singkat namun tegas: “Yes.”
Respon tersebut sontak memicu spekulasi luas terkait sikap politik Musk, yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung kebijakan-kebijakan konservatif dan sempat berhubungan baik dengan Trump.
Musk juga sempat diangkat sebagai penasihat teknologi dalam masa awal pemerintahan Trump pada 2017.
Namun, hubungan keduanya diketahui mulai renggang setelah Musk secara terbuka mengkritik sejumlah kebijakan Trump, terutama dalam isu lingkungan dan kebebasan berpendapat di platform media sosial.
Menanggapi manuver Musk, Donald Trump menyatakan kekecewaannya terhadap mantan sekutunya tersebut.
Dalam pernyataan kepada awak media di Oval Office, Gedung Putih, Trump mengaku terkejut atas perubahan sikap Musk.
“Hubungan saya dan Elon sempat baik. Saya tidak tahu apakah hubungan itu bisa dipertahankan. Saya sangat terkejut,” ujar Trump, dikutip dari AFP.
Ia juga menuding Musk telah mengetahui banyak hal terkait diskusi internal kebijakan pemerintah, namun kini bersikap seolah tidak setuju.
“Saya sangat kecewa karena Elon tahu pembahasan internal terkait kebijakan ini lebih dari siapa pun. Tapi tiba-tiba dia bermasalah dengan itu,” kata Trump lebih lanjut.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan lanjutan dari kubu Musk maupun JD Vance, senator dari Partai Republik yang disebut sebagai pengganti potensial dalam wacana pemakzulan tersebut.
Hubungan yang memburuk ini menambah daftar ketegangan dalam dunia politik dan bisnis Amerika Serikat menjelang tahun pemilu 2026, serta mencerminkan pergeseran aliansi politik di kalangan elit konservatif. []
Nur Quratul Nabila A