Elon Musk Ungkap Penyesalan atas Unggahan tentang Donald Trump: “Itu Keterlaluan”

JAKARTA – CEO Tesla dan pemilik platform X (sebelumnya Twitter), Elon Musk, menyampaikan permintaan maaf dan mengakui penyesalannya atas sejumlah unggahan kontroversial terkait Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump.
Penyesalan itu disampaikan Musk setelah dirinya menghapus beberapa unggahan yang sempat menuai perhatian publik.
“Saya menyesali beberapa unggahan saya tentang Presiden @realDonaldTrump minggu lalu. Itu keterlaluan,” tulis Musk melalui akun pribadinya di X, seperti dikutip Kamis (12/6/2025).
Musk dan Trump sebelumnya dikenal sebagai sekutu yang cukup erat. Namun, hubungan keduanya memburuk setelah Musk mengundurkan diri dari posisinya sebagai penasihat presiden di Gedung Putih.
Usai pengunduran dirinya, Musk melontarkan kritik keras terhadap kebijakan dan pernyataan Trump.
Sumber ketegangan antara keduanya bermula dari respons Musk terhadap komentar Trump dalam wawancara dengan New York Post, di mana mantan presiden menyatakan terbuka untuk rekonsiliasi.
Musk menanggapi dengan menyebut rancangan undang-undang (RUU) pajak dan anggaran yang diajukan Trump sebagai “kekejian yang menjijikkan.”
Dalam unggahan yang kini telah dihapus, Musk bahkan mengimbau warga AS untuk menghubungi perwakilan mereka di Washington guna menolak RUU tersebut.
Ia memperingatkan bahwa kebijakan fiskal itu berpotensi memicu resesi ekonomi pada paruh kedua tahun 2025.
Tak berhenti di situ, Musk juga melontarkan tuduhan serius tanpa bukti, menyebut nama Trump terkait dokumen pemerintah yang belum dirilis, yang konon berkaitan dengan kasus Jeffrey Epstein, pelaku kejahatan seksual yang kontroversial.
Donald Trump merespons konflik tersebut dengan nada lebih tenang. Dalam pernyataan yang dikutip dari BBC, Trump menyebut dirinya tidak menyimpan dendam dan menilai Musk kemungkinan besar menyesali ucapannya.
“Saya pikir dia merasa sangat bersalah karena mengatakan itu,” ujar Trump.
Meski demikian, tidak dijelaskan lebih lanjut apakah keduanya akan memulihkan hubungan atau tetap berada pada jalur yang saling bertentangan menjelang pemilihan umum AS 2024. []
Nur Quratul Nabila A