FBI Buka Penyelidikan Baru atas Penemuan Kokain di Gedung Putih dan Kebocoran Draf Mahkamah Agung

Washington, D.C. — Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengumumkan akan meluncurkan kembali penyelidikan terhadap dua insiden kontroversial yang sempat menghebohkan publik dalam beberapa tahun terakhir, yakni penemuan kokain di Gedung Putih pada tahun 2023 serta kebocoran draf opini Mahkamah Agung pada tahun 2022 yang membatalkan putusan bersejarah Roe v. Wade.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur FBI, Dan Bongino, melalui unggahan di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), pada Senin (26/5/2025).

Ia menyatakan telah menginstruksikan tim penyidik untuk memberikan laporan perkembangan secara mingguan guna memastikan kedua kasus ditindaklanjuti secara menyeluruh.

“Saya telah meminta laporan berkala terkait perkembangan dua kasus penting ini. Publik berhak mengetahui siapa yang bertanggung jawab,” tulis Bongino dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters.

Insiden pertama, yakni penemuan sekantong kecil kokain di bilik dekat pintu masuk ke West Wing Gedung Putih pada tahun 2023, sempat memicu kemarahan dari kalangan Partai Republik.

Mantan Presiden Donald Trump bahkan menuding bahwa narkotika tersebut kemungkinan besar milik Presiden Joe Biden atau putranya, Hunter Biden, meskipun saat itu keluarga Biden tidak berada di Washington.

Juru bicara Gedung Putih kala itu mengecam tudingan tersebut sebagai tidak berdasar dan menyesatkan.

Penyelidikan awal oleh Secret Service berakhir tanpa penetapan tersangka, dengan alasan kurangnya bukti forensik yang mengarah pada pelaku.

Adapun insiden kedua menyangkut kebocoran draf opini Mahkamah Agung dalam perkara Dobbs v. Jackson Women’s Health Organization yang menggugurkan hak aborsi secara nasional.

Kebocoran yang terjadi pada 2 Mei 2022 itu memantik kecaman keras, termasuk dari Trump, yang menyerukan penahanan terhadap jurnalis yang menulis laporan tersebut hingga mereka mengungkapkan sumber informasi.

FBI juga menyampaikan akan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mengungkap pelaku penempatan bom pipa di Komite Nasional Demokrat (DNC) dan Komite Nasional Republik (RNC) pada malam sebelum kerusuhan Capitol 6 Januari 2021. Bom tersebut telah dijinakkan dan hingga kini belum ditemukan pelakunya.

Dengan dibukanya kembali penyelidikan terhadap ketiga peristiwa tersebut, FBI menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kasus-kasus yang berpotensi mengancam keamanan nasional dan menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi negara. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *