Fenomena Langit Depok: Antara Fakta dan Dugaan
DEPOK – Maraknya perbincangan warganet mengenai fenomena benda-benda di langit Kota Depok, Jawa Barat, menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap isu antariksa. Namun, di balik antusiasme tersebut, sejumlah fenomena yang viral di media sosial ternyata tidak semuanya dapat dibuktikan secara ilmiah. Dalam beberapa waktu terakhir, setidaknya tiga peristiwa di langit Depok menjadi sorotan publik dan memicu beragam spekulasi, mulai dari cahaya misterius, dugaan UFO, hingga kabar meteor jatuh.
Fenomena-fenomena tersebut ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial, disertai rekaman video dan foto dari warga. Untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar, detikcom meminta tanggapan dari pengamat astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta mengumpulkan keterangan dari warga yang mengaku menjadi saksi mata. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa tidak semua cerita viral tersebut didukung oleh data atau bukti ilmiah yang memadai.
Salah satu peristiwa yang menyita perhatian publik adalah kemunculan cahaya bergerak di langit Depok pada Minggu (21/12/2025) malam. Dalam video yang beredar luas, tampak sejumlah cahaya bundar berputar ke kiri dan ke kanan, sehingga memunculkan kesan seolah cahaya tersebut “menari” di udara. Fenomena itu pun memancing berbagai komentar dan dugaan dari warganet.
Menanggapi hal tersebut, Peneliti BRIN Thomas Djamaluddin menyebut cahaya tersebut bukan fenomena alam.
“Yang jelas itu objek buatan, bukan alami. Gambarnya tidak jelas, seperti lampion,” ujar Thomas, Senin (22/12/2025).
Ia juga menambahkan kemungkinan lain bahwa cahaya tersebut berasal dari aktivitas manusia.
“Bisa lampion atau sekadar lampu sorot dari pasar malam yang mengenai awan rendah,” ucapnya.
Sebelumnya, warga Depok juga sempat dihebohkan dengan video benda bercahaya berwarna biru di langit kawasan Pitara, Pancoran Mas. Benda tersebut memancarkan cahaya putih kebiruan dan bergerak tidak beraturan. Fenomena ini memicu dugaan adanya UFO atau benda terbang tak dikenal. Namun, BRIN kembali memberikan klarifikasi bahwa fenomena tersebut bukanlah sesuatu yang berkaitan dengan makhluk luar angkasa.
“Tampaknya itu suar (flare),” kata profesor riset astronomi-astrofisika di Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaludin, saat dihubungi wartawan, Rabu (13/08/2025).
Ia menegaskan bahwa istilah UFO sering disalahartikan oleh masyarakat.
“UFO mencakup semua benda terbang yang tidak dikenal, termasuk suar (flare), lampion, atau balon udara bercahaya yang tidak dikenal warga. UFO dalam makna wahana makhluk luar bumi (alien) tidak ada pada dunia nyata,” jelasnya.
Camat Pancoran Mas, Zikri Dwi Darmawan, turut mengimbau warga agar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu viral yang belum jelas kebenarannya.
“Terkait masalah itu, jangan terlalu mudah kita terbawa isu. Kita hidup di zaman modern, biar para ahli di bidangnya yang menjelaskan fenomena apakah itu,” ujar Zikri.
Selain cahaya misterius dan dugaan UFO, kabar meteor melintas di langit Depok pada Juni 2024 juga sempat ramai dibicarakan. Sejumlah warga mengaku melihat benda bercahaya kehijauan melesat cepat di langit. Menurut Thomas Djamaluddin, peristiwa tersebut merupakan fenomena alam yang lazim terjadi.
“Meteor hal yang biasa karena di sekitar bumi banyak batuan sisa pembentukan tata surya. Ketika batuan tersebut berpapasan dengan bumi, batuan tersebut terbakar di atmosfer,” kata Thomas, Senin (24/06/2024).
Ia menjelaskan warna meteor bergantung pada unsur kimia yang terbakar.
“Warna meteor bergantung komposisi kimia yang terbakar. Warna hijau berasal dari unsur magnesium yang terkandung pada batuan meteor,” ucap dia.
Rangkaian peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya literasi sains di tengah derasnya arus informasi digital. Klarifikasi dari ahli diperlukan agar masyarakat tidak terjebak pada spekulasi dan kesimpulan yang keliru terkait fenomena alam maupun buatan di langit. []
Siti Sholehah.
