Film “Gowok: Kamasutra Jawa” Tampilkan Tradisi Seksualitas dan Patriarki dalam Budaya Jawa

JAKARTA — Sutradara Hanung Bramantyo kembali menghadirkan karya sinematik yang menggugah perbincangan, kali ini melalui film bertajuk Gowok: Kamasutra Jawa.

Film ini mengangkat tema seksualitas, pendidikan seksual, dan kritik terhadap nilai patriarki dalam masyarakat Jawa melalui pendekatan budaya dan tradisi yang historis.

Film berdurasi 124 menit tersebut mengangkat latar waktu dekade 1940-an, ketika praktik “gowokan” masih dikenal luas di sebagian masyarakat Jawa.

Dalam tradisi ini, seorang perempuan dewasa—disebut gowok—berperan mengajarkan calon pengantin pria tentang harmoni dan kepuasan dalam hubungan suami-istri.

Tradisi ini memiliki akar dari abad ke-15, yang disebut-sebut pernah menjadi bagian dari sistem pendidikan informal tentang relasi dan kehidupan rumah tangga.

Tokoh sentral film ini adalah Nyai Santi, diperankan oleh Lola Amaria, seorang gowok yang dikenal luas karena keberhasilannya mendidik para pria menjadi suami yang perhatian dan membahagiakan pasangan.

Ia mengasuh seorang anak angkat perempuan bernama Ratri (Alika Jantinia), anak dari seorang pekerja seks yang kemudian diasuh dan dididik untuk menjadi penerus ilmu gowokan.

Kisah berlanjut ketika Ratri berkenalan dengan Kamanjaya (Devano Danendra), putra keluarga priayi, dan mereka saling jatuh cinta.

Namun, hubungan mereka kandas karena perbedaan kasta sosial, hingga akhirnya Kamanjaya mengingkari janjinya untuk menikahi Ratri.

Dua dekade kemudian, Kamanjaya (kini diperankan Reza Rahadian) telah menikah dan memiliki putra bernama Bagas (Ali Fikry) yang hendak dinikahkan.

Dalam tradisi keluarga mereka, Bagas harus menjalani pelatihan dengan seorang gowok—yang ternyata adalah Ratri (kini diperankan Raihaanun).

Pertemuan kembali Ratri dan Kamanjaya dalam situasi tersebut menjadi titik balik drama, saat Ratri memanfaatkan keadaan untuk membalas luka masa lalu.

Bahkan, putra Kamanjaya pun jatuh cinta pada Ratri, menciptakan konflik emosional yang kompleks.

Film ini ditulis oleh Aci, Hanung Bramantyo, dan ZZ Mulja Salih Salih, serta dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris papan atas Indonesia seperti Reza Rahadian, Raihaanun, Lola Amaria, Alika Jantinia, Ali Fikry, Nayla Purnama, Djenar Maesa Ayu, dan Slamet Rahardjo.

Sebelum resmi tayang di bioskop Indonesia pada 5 Juni 2025, Gowok: Kamasutra Jawa terlebih dahulu diputar dalam ajang International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025.

Film ini diperuntukkan bagi penonton usia 21 tahun ke atas, dan menurut laporan Antara pada 29 Mei 2025, film ini diharapkan menjadi ruang dialog baru mengenai seksualitas, kesetaraan gender, dan pelestarian budaya.

Hanung menyebut, film ini bukan sekadar eksplorasi sensualitas, tetapi juga bentuk refleksi atas bagaimana budaya Jawa menyikapi peran perempuan, pendidikan seksual, dan posisi mereka dalam struktur sosial yang selama ini cenderung patriarkal. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *