Film “Pesugihan Sate Gagak” Ungkap Ritual Mistis dalam Balutan Komedi

JAKARTA – Dunia perfilman Indonesia kembali diwarnai dengan karya horor yang unik bertajuk Pesugihan Sate Gagak. Film produksi Cahaya Pictures ini menyuguhkan cerita seputar praktik pesugihan dalam balutan komedi satir, menyoroti absurditas budaya sekaligus menggugah tawa penonton lewat pendekatan yang segar.

Disutradarai oleh Dono Pradana—komika yang dikenal lewat Stand Up Comedy Academy dan Yowis Ben the Series—bersama Etienne Caesar, film ini tidak hanya menampilkan nuansa mistis, melainkan juga menyingkap sisi gelap masyarakat melalui lensa jenaka dan kritis.

“Lewat film ini, saya cuma mau bilang, hidup itu absurd. Kadang hal-hal paling gelap justru bisa bikin kita ketawa, dan ternyata, ada juga pesugihan yang tumbalnya bukan manusia,” ujar Dono dalam konferensi pers peluncuran film di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Pesugihan Sate Gagak mengangkat kisah tiga sahabat, Anto, Dimas, dan Indra, yang nekad melakukan pesugihan demi meraih kekayaan, kekuasaan, dan wanita.

Namun, alih-alih menjual jiwa, mereka justru terlibat dalam ritual menghidangkan sate burung gagak kepada makhluk gaib, dilakukan dalam kondisi telanjang dan di lokasi angker pada malam hari—ritual yang absurd sekaligus penuh teror.

Menurut Etienne Caesar, pesugihan sudah menjadi bagian dari budaya lisan masyarakat, tetapi dalam film ini ditampilkan secara satir sebagai kritik terhadap mentalitas instan dan pencarian kekayaan dengan jalan pintas.

“Kami melihatnya dari sisi yang jenaka. Karena ya sesuatu yang instan tidak akan pernah memberi hasil maksimal,” katanya.

Diperkuat oleh jajaran pemain seperti Ardit Erwanda, Nunung, Ence Bagus, Yono Bakrie, Arief Didu, dan Yoriko Angeline, film ini menempatkan 70 persen kontennya pada komedi dan sisanya pada unsur klenik.

Produser Aoura Lovenson Chandra menyebut film ini sebagai “hiburan lepas” yang bertujuan membuat penonton tertawa dan melupakan tekanan hidup sejenak.

“Waktu pertama dengar judulnya, Pesugihan Sate Gagak, saya mikir, ini pesugihannya yang makan sate, atau burung gagaknya yang buka lapak?” canda Ardit Erwanda. “Tapi justru dari keanehan itu saya langsung tertarik.”

Film ini dijadwalkan tayang dalam waktu dekat di bioskop nasional. Dengan pendekatan yang berani dan satire budaya yang kental, Pesugihan Sate Gagak menjadi salah satu film horor-komedi yang patut dinantikan pada 2025. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *