Final Tarkam Bogor Chaos, Polisi Gelar Investigasi

BOGOR – Bentrokan antarwarga kembali mencoreng wajah pesta olahraga tingkat desa di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.

Peristiwa yang bermula dari turnamen sepak bola antar-RW itu memuncak menjadi tragedi berdarah hingga menewaskan seorang suporter pada Minggu (17/8/2025).

Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto, memastikan pihaknya akan membuka hasil penyelidikan secara resmi.

“Rencana besok pagi press release,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (20/8/2025).

Awal keributan berakar dari perselisihan lama antarpendukung. Sejak 26 Juli 2025, suporter RW 04 Kampung Kalong Dagul dan RW 01 Kampung Peuteuy sudah terlibat adu mulut dalam laga Pordes Desa Kalongsawah.

Pertandingan sempat dihentikan untuk menghindari kericuhan lebih besar.

Namun, pada 9 Agustus 2025, turnamen kembali digelar tanpa sepengetahuan aparat, dengan susunan kepanitiaan berbeda dan diikuti 10 tim, kali ini tanpa melibatkan tim dari Kampung Peuteuy.

Situasi memanas kembali ketika pada 17 Agustus sore, rombongan suporter Parung Sapi Kaum melakukan pawai motor melintasi Kampung Peuteuy. Tindakan itu memicu kemarahan warga setempat.

‎“Terus kan lewat Kampung Peuteuy pas lewat Kampung Peuteuy dilempari batu,” ujar seorang saksi kepada Radar Bogor (JawaPos Group).

Keributan tidak berhenti di lokasi tersebut. Sekitar pukul 19.00 WIB, kedua kubu kembali bentrok di Jalan Raya Jasinga. Suasana mencekam ketika lemparan batu berujung pada penggunaan senjata tajam.

Seorang warga Parung Sapi Kaum, Wawang Sehabudin (43), mengalami luka serius di perut akibat sabetan benda tajam. Nyawa korban tidak tertolong.

“Iya, meninggal satu. Meninggal dunia karena dibacok. Korban juga info awal bawa parang cuman masih kita dalami dulu,” terang Kapolres Bogor.

Selain korban jiwa, sejumlah warga lain dilaporkan mengalami luka akibat sabetan senjata tajam.

Polisi kini masih mendalami kasus ini dengan memeriksa saksi serta mengidentifikasi pihak yang diduga menjadi pemicu.

Aparat menegaskan, keributan dalam bentuk apa pun tidak bisa dibenarkan, apalagi sampai merenggut nyawa dalam sebuah kegiatan olahraga yang sejatinya untuk mempererat persaudaraan. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *