“Gagal Mengendalikan Emosi, Pria Sleman Bunuh Kekasih Sendiri”

SLEMAN – Kasus pembunuhan tragis terjadi di Mejing Wetan, Gamping, Sleman. Seorang pria bernama Lukas Budi Widodo (54) tega mengakhiri hidup kekasihnya, seorang janda anak satu berinisial RI (39), hanya karena tak sanggup menerima penolakan cinta. Aksi brutal itu menjadi bukti bahwa luka batin akibat hubungan asmara bisa berujung pada tindakan keji ketika emosi tak lagi terkendali.

Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Matheus Wiwit, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berawal dari hubungan asmara yang telah terjalin selama tiga bulan. Pelaku disebut ingin mempertahankan hubungan itu, sementara korban justru memilih mengakhiri. “Pelaku sakit hati karena cintanya ditolak. Ia ingin hubungan keduanya tetap berlanjut, namun korban menolak,” ujar Wiwit, dikutip Kamis (06/11/2025).

Lukas yang kala itu mendatangi kontrakan korban, berniat membujuk RI agar hubungan mereka tidak berakhir. Ia bahkan datang dengan membawa uang bulanan yang biasa diberikan kepada korban. Namun, penolakan tegas dari sang kekasih justru menyulut amarahnya. Pertengkaran pun tak terelakkan hingga berujung petaka.

Dalam kondisi tersulut emosi, Lukas membanting tubuh korban ke lantai. Tak berhenti di situ, ia kemudian mengambil sebilah pisau dan menggorok leher wanita yang pernah dicintainya itu. RI tewas seketika dengan luka parah di bagian leher. “Pelaku terbawa emosi, membanting korban hingga tergeletak, lalu mengambil pisau dan menggorok leher korban,” kata Wiwit menambahkan.

Usai melakukan aksi keji tersebut, Lukas melarikan diri ke Magelang. Dalam pelariannya, rasa sesal datang terlambat. Ia membeli racun serangga dengan niat mengakhiri hidupnya sendiri. Namun, sebelum sempat meneguk racun itu, petugas kepolisian berhasil meringkusnya. “Niatnya memang ingin bunuh diri setelah kejadian. Ia sudah pasrah dan merasa tak ada jalan lain,” jelas Wiwit.

Kasus ini menjadi gambaran kelam bagaimana kegagalan dalam mengelola emosi dan tekanan batin dapat membawa seseorang pada tindakan ekstrem. Luka hati yang tak diolah dengan sehat berubah menjadi amarah destruktif. Pakar psikologi sosial menilai, kasus seperti ini menunjukkan lemahnya kesadaran masyarakat dalam mencari bantuan saat menghadapi tekanan emosional.

Polisi kini menahan Lukas untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dijerat pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman berat. Sementara warga sekitar masih shock atas kejadian yang mengguncang lingkungan mereka.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa cinta, seharusnya membawa kebahagiaan—bukan kematian. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *