Gara-Gara Tersinggung, Pria Jember Bunuh Ibunya Sendiri

JAKARTA — Peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Seorang pria bernama Imam Ghozali (35) tega menganiaya ibunya sendiri, Susianti (60), hingga meninggal dunia. Insiden memilukan ini terjadi di Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, dan mengejutkan warga sekitar karena pelaku dan korban dikenal hidup berdua setelah Imam bercerai.

Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma, menjelaskan bahwa tindakan keji itu bermula dari pertengkaran antara keduanya. Imam disebut tersinggung terhadap perkataan sang ibu yang menegurnya karena tidak bekerja.
“Pelaku ini tersinggung terhadap perkataan korban sehingga pelaku kalap dan menganiaya korban hingga tewas,” ujar Angga, dikutip Kamis (06/11/2025).

Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi menemukan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian, salah satunya obat Antimo. Imam mengaku mengonsumsi obat tersebut dalam jumlah banyak sebelum peristiwa terjadi.
“Pelaku mengonsumsi pil antidepresiasi, yakni Antimo dalam jumlah yang besar. Tersangka mengaku lebih enak, namun menjadi lebih sensitif,” jelas Angga.

Keterangan polisi menunjukkan bahwa selama ini Imam tinggal bersama ibunya setelah bercerai dengan sang istri. Imam tidak memiliki pekerjaan tetap dan bergantung pada ibunya untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini kerap menimbulkan ketegangan di antara keduanya.

Ketika hari nahas itu terjadi, sang ibu diduga memarahi Imam karena terus meminta uang tanpa bekerja. Ucapan itu membuat Imam tersulut emosi dan kehilangan kendali.
“Sang ibu bilang, ‘Kamu kerja tidak, minta-minta terus’. Akhirnya pelaku marah sehingga korban dipukul dengan menggunakan alat vulkanisir,” kata Angga.

Korban mengalami luka parah akibat pukulan tersebut hingga akhirnya meninggal dunia di lokasi kejadian. Polisi yang datang setelah menerima laporan warga langsung mengamankan pelaku tanpa perlawanan. Imam kemudian dibawa ke Mapolres Jember untuk menjalani pemeriksaan intensif.

Tragedi ini menimbulkan duka mendalam bagi warga sekitar yang mengenal keduanya sebagai keluarga sederhana. Banyak yang tidak menyangka bahwa perdebatan sepele bisa berujung maut. Polisi kini mendalami kondisi kejiwaan Imam, termasuk kebiasaannya mengonsumsi obat dalam dosis tinggi.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan terhadap individu yang mengalami tekanan mental dan gangguan emosi, terutama setelah mengalami masalah keluarga. Aparat juga mengimbau masyarakat untuk segera mencari bantuan profesional atau melapor bila menemukan tanda-tanda perilaku agresif pada anggota keluarga. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *