Gaza Kembali Dibombardir, Ratusan Warga Terluka Saat Ambil Bantuan

GAZA — Serangan udara terbaru yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak Minggu pagi kembali menewaskan puluhan warga sipil Palestina.

Sedikitnya 68 orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk warga yang tengah mengantre bantuan makanan di tengah krisis kemanusiaan yang terus memburuk.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, sebanyak 47 korban jiwa tercatat di Kota Gaza dan wilayah utara. Lima di antaranya tewas saat mendekati pusat distribusi bantuan pangan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang terletak di utara Rafah.

Lembaga ini merupakan mitra distribusi yang disebut mendapat dukungan dari Israel dan Amerika Serikat, namun lokasi operasinya kerap menjadi target serangan militer.

Laporan lembaga pemerintah Palestina mengungkapkan, sejak GHF memulai distribusi bantuan terbatas pada akhir Mei, lebih dari 580 warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 4.000 lainnya luka-luka akibat serangan saat mendekati pusat-pusat distribusi bantuan tersebut.

Sementara itu, harian Haaretz di Israel melaporkan bahwa pasukan militer Israel menerima instruksi untuk melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga sipil tak bersenjata sebagai upaya untuk membubarkan mereka dari lokasi bantuan.

Tindakan tersebut menuai kecaman luas, termasuk dari kalangan internasional.

Pengacara hak asasi manusia internasional, Sir Geoffrey Nice, mengecam keras tindakan tersebut.

Dalam pernyataannya kepada Al Jazeera, ia menyebut aksi penembakan di sekitar lokasi kemanusiaan sebagai hal yang “tidak masuk akal dan tidak dapat dijelaskan secara moral maupun hukum.”

“Sungguh mencengangkan bahwa tempat yang disebut menyediakan bantuan justru menjadi lokasi pembantaian ratusan warga sipil,” ujarnya.

Serangan Israel dilaporkan menyasar sejumlah wilayah sejak dini hari. Dua anak meninggal dunia akibat serangan udara di kawasan pemukiman Zeitoun, Gaza City.

Sementara itu, di pesisir al-Mawasi, sebuah tenda darurat hancur terkena serangan, menyebabkan lima warga meninggal.

Di wilayah Khan Younis, laporan dari warga menyebut adanya penggunaan bahan peledak jebakan yang menghancurkan lingkungan permukiman secara masif.

Israel berdalih operasi tersebut bertujuan memburu sisa batalion Hamas.

Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Tenaga medis sukarela asal Australia, Christy Black, yang bertugas di rumah sakit di Gaza City selama empat pekan terakhir, mengungkapkan bahwa ketersediaan nutrisi bagi ibu hamil dan bayi sangat minim.

Ia menyebut banyak ibu yang tidak mampu memproduksi ASI, sementara susu formula pun nyaris tidak tersedia.

“Anak-anak menjadi kelompok paling rentan yang kini tengah sekarat,” kata Black. “Dalam beberapa hari terakhir, beberapa bayi meninggal karena kekurangan gizi.”

Ia juga menjelaskan bahwa luka para korban sulit disembuhkan akibat malnutrisi, dan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan terus meningkat karena paparan debu serta gas dari bom yang tak henti dijatuhkan.

“Kami melihat anak-anak mengais tempat sampah untuk mencari sisa makanan. Ada anak usia sembilan atau sepuluh tahun, tetapi tubuhnya sekurus balita berumur dua tahun,” tuturnya dengan nada prihatin.

Situasi di Gaza, yang sejak lama dikepung dan diblokade, kini mencapai titik krisis yang mengkhawatirkan.

Laporan-laporan ini kembali menggarisbawahi urgensi gencatan senjata dan intervensi kemanusiaan yang netral serta aman bagi penduduk sipil. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *