Gaza Masih Bergolak, 70.100 Orang Tewas

JAKARTA – Konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas di Gaza terus menimbulkan dampak kemanusiaan yang semakin memprihatinkan. Meskipun telah diberlakukan gencatan senjata terbatas sejak Oktober lalu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jumlah korban jiwa terus bertambah, mencerminkan betapa rapuhnya upaya perdamaian di kawasan tersebut.

Dilansir AFP, Minggu (30/11/2025), Kementerian Kesehatan Gaza yang berada di bawah otoritas Hamas menyebut total korban tewas akibat perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun itu kini mencapai 70.100 jiwa. Angka tersebut dinilai sebagai salah satu yang tertinggi sepanjang sejarah konflik di Timur Tengah.

Situasi kemanusiaan di Gaza disebut masih dalam kondisi kritis. Fasilitas kesehatan yang tersisa kewalahan menampung ribuan korban luka dan pengungsi. Persediaan obat-obatan, bahan bakar, serta kebutuhan pokok juga dilaporkan semakin terbatas, sehingga bantuan internasional menjadi sangat dibutuhkan.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, setidaknya 354 warga Palestina masih tewas akibat tembakan dan serangan sporadis pasukan Israel di wilayah konflik. “Dua jenazah tiba di rumah sakit di Jalur Gaza dalam 48 jam terakhir,” ujar kementerian. “Salah satunya telah ditemukan dari bawah reruntuhan,” lanjut keterangan tersebut.

Meskipun gencatan senjata secara formal telah disepakati, kenyataannya ketegangan masih terus terjadi. Beberapa wilayah dilaporkan masih dilanda serangan terbatas, terutama di area yang disebut rawan keamanan. Korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, disebut masih menjadi pihak yang paling terdampak.

Peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang jatuh pada 29 November tahun ini, kembali menjadi pengingat akan panjangnya perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan hak-hak dasar mereka, termasuk keamanan, kedaulatan, dan akses terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan. Ironisnya, peringatan tersebut berlangsung di tengah masih bergugurannya korban jiwa di Gaza.

Sejumlah organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Palang Merah, dan NGO kemanusiaan, terus menyerukan penghentian total kekerasan dan pengiriman bantuan tanpa hambatan ke Gaza. Namun, situasi politik yang rumit dan blokade yang masih berlangsung membuat penanganan krisis menjadi sangat menantang.

Konflik yang sebelumnya dianggap bersifat militer kini telah berkembang menjadi krisis kemanusiaan besar-besaran. Ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, anak-anak kehilangan akses pendidikan, sementara sebagian besar infrastruktur publik, termasuk rumah sakit, sekolah, dan sistem air bersih, mengalami kerusakan berat.

Hingga kini, desakan dunia internasional untuk membangun dialog damai dan penyelesaian diplomatik terus bergulir. Namun, tanpa komitmen nyata dari kedua belah pihak dan dukungan penuh dari komunitas global, upaya menuju perdamaian masih menghadapi jalan yang panjang dan terjal. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *