Gelombang Flu Terparah Tekan Layanan Kesehatan Inggris
LONDON – Sistem layanan kesehatan Inggris berada di bawah tekanan berat menjelang libur Natal setelah lonjakan kasus influenza yang disebut sebagai “flu super” mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini memicu kekhawatiran pemerintah terhadap kelangsungan pelayanan medis, terutama di tengah rencana aksi mogok kerja tenaga medis yang dijadwalkan berlangsung selama lima hari.
Menteri Kesehatan Inggris, Wes Streeting, secara terbuka meminta para dokter untuk mempertimbangkan kembali rencana mogok tersebut. Ia menilai situasi yang tengah dihadapi Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS) saat ini berada dalam kondisi kritis akibat peningkatan tajam jumlah pasien flu yang membutuhkan perawatan rumah sakit.
Dalam pernyataannya, Streeting menegaskan bahwa tekanan terhadap NHS kini berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.
“Layanan Kesehatan Nasional (NHS), yang didanai negara, kini berada dalam ‘situasi yang sangat genting’ karena kasus flu meningkat,” ujarnya seperti dilansir AFP, Jumat (12/12/2025).
Ia juga menyebut bahwa beban yang dihadapi sistem kesehatan Inggris saat ini melampaui pengalaman sebelumnya.
“Streeting juga menyebut NHS menghadapi ‘tantangan yang tidak seperti yang pernah dilihatnya sejak pandemi’.”
Data resmi NHS yang dirilis pada Kamis (11/12/2025) memperlihatkan lonjakan signifikan jumlah pasien flu. Dalam satu pekan, kasus flu meningkat hingga 55 persen, dengan rata-rata 2.660 pasien harus dirawat di rumah sakit setiap harinya. Angka tersebut tercatat sebagai level tertinggi sepanjang tahun ini dan memicu kekhawatiran akan kapasitas layanan kesehatan selama musim dingin.
Kondisi tersebut diperparah dengan rencana mogok kerja para dokter residen yang dijadwalkan dimulai pekan depan. Direktur Medis Nasional NHS, Meghana Pandit, menggambarkan situasi yang dihadapi sebagai skenario terburuk bagi sistem kesehatan Inggris.
“Dengan permintaan yang mencapai rekor … dan aksi mogok para dokter residen (junior) yang akan segera terjadi, gelombang flu super yang belum pernah terjadi sebelumnya ini membuat NHS menghadapi skenario terburuk untuk waktu tahun ini,” kata Pandit.
Streeting memperkirakan tekanan terhadap rumah sakit masih akan meningkat. Ia menyebut jumlah kasus flu berpotensi melonjak hingga tiga kali lipat sebelum mencapai puncaknya. Menurutnya, kondisi di rumah sakit saat ini sudah berada pada titik yang sulit diterima.
“Itulah mengapa saya langsung meminta kepada dokter residen untuk menerima tawaran pemerintah,” tulisnya dalam kolom di surat kabar The Times.
Persoalan NHS telah lama menjadi isu politik utama di Inggris. Pemerintahan Partai Buruh yang dipimpin Perdana Menteri Keir Starmer kini menghadapi tekanan besar untuk menurunkan waktu tunggu pasien dan memastikan layanan kesehatan tetap berjalan optimal. Rencana mogok kerja yang akan datang tercatat sebagai pemogokan ke-14 oleh tenaga medis sejak Maret 2023.
Aksi mogok tersebut didorong oleh ketegangan berkepanjangan antara dokter residen dan pemerintah terkait persoalan gaji serta keterbatasan kesempatan pelatihan. Dokter residen, yang berada di bawah level konsultan, menilai kebijakan pemerintah belum sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi.
Streeting mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyetujui sebagian tuntutan serikat dokter, termasuk pemberian prioritas posisi pelatihan bagi dokter yang menempuh pendidikan di Inggris serta penambahan jumlah tempat pelatihan. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membuka kembali negosiasi soal gaji.
“Pemerintah ‘tidak dapat dan tidak akan mengubah hal terkait gaji, terutama setelah kenaikan gaji sebesar 28,9 persen selama tiga tahun terakhir dan kenaikan gaji tertinggi di seluruh sektor publik dalam dua tahun terakhir’,” tegasnya.
Di tengah ancaman flu super dan potensi terganggunya layanan medis, pemerintah Inggris berharap dialog dengan tenaga medis dapat menghasilkan solusi yang mengutamakan keselamatan pasien dan stabilitas sistem kesehatan nasional. []
Siti Sholehah.
