Gempa M 7,4 Kamchatka, BMKG: Indonesia Tidak Terancam Tsunami

JAKARTA – Aktivitas seismik di lingkar Pasifik kembali menarik perhatian dunia. Sabtu (13/09/2025) pukul 09.37 WIB, gempa tektonik berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang pesisir timur Semenanjung Kamchatka, Rusia. Meski kekuatannya cukup besar, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan getaran tersebut tidak memberikan dampak tsunami bagi Indonesia.
Dalam keterangan resminya, BMKG menyebut episenter gempa berada di koordinat 53,104° lintang utara dan 160,294° bujur timur, dengan kedalaman 39,5 kilometer. Kedalaman itu membuat gempa tergolong dangkal, yang umumnya berpotensi menimbulkan kerusakan jika berada di kawasan padat penduduk. Namun, lokasi yang jauh dari Indonesia membuat situasinya relatif aman bagi masyarakat di Tanah Air.
”Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench),” ujar Daryono, Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Sabtu. ”Gempa bumi ini memiliki mekanisme naik (thrust fault).”
Hasil analisis BMKG memastikan tidak ada potensi tsunami yang bisa menjangkau perairan Indonesia. Karena itu, masyarakat pesisir diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Penekanan ini penting, mengingat setiap kali terjadi gempa besar di luar negeri, sering beredar kabar palsu yang membuat publik panik.
BMKG juga menyampaikan bahwa hingga pukul 10.00 WIB tidak terdeteksi adanya gempa susulan (aftershock). Selain itu, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan bangunan atau korban di wilayah sekitar episenter di Rusia.
“BMKG akan terus memonitor perkembangan dampak gempa bumi ini dan segera menginformasikan kepada stakeholder, media, dan masyarakat,” kata Daryono menambahkan.
Fenomena gempa di Kamchatka ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan literasi kebencanaan. Indonesia sebagai salah satu negara yang berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) tidak bisa mengabaikan peristiwa seismik di kawasan lain. Walau tidak berdampak langsung, aktivitas tektonik besar di negara lain sering kali menjadi indikator dinamika lempeng bumi yang juga berkaitan dengan wilayah Nusantara.
Dalam konteks mitigasi, BMKG menegaskan bahwa seluruh informasi resmi hanya akan diumumkan melalui kanal terpercaya seperti situs resmi, media sosial terverifikasi, kanal Telegram InaTEWS, dan aplikasi InfoBMKG. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran hoaks serta memastikan publik memperoleh informasi akurat secara cepat.
Dengan langkah tersebut, BMKG berharap masyarakat tidak hanya merasa aman dari dampak gempa, tetapi juga lebih bijak dalam menerima dan menyaring informasi. Kejadian di Kamchatka ini menegaskan kembali bahwa komunikasi yang cepat dan tepat sama pentingnya dengan deteksi seismik itu sendiri. []
Diyan Febriana Citra.