Gencatan Senjata Pakistan–Afghanistan Diperpanjang Sepekan
 
                JAKARTA – Perundingan damai antara Pakistan dan Afghanistan kembali membuahkan hasil sementara. Kedua negara sepakat memperpanjang masa gencatan senjata selama satu minggu setelah melakukan pembicaraan intensif di Istanbul, Turki, pada Kamis (30/10/2025).
Kesepakatan tersebut diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki, yang sekaligus menegaskan bahwa proses mediasi ini akan berlanjut dalam pertemuan lanjutan pada Kamis (06/11/2025) mendatang. Turki bersama Qatar menjadi dua negara yang memfasilitasi dialog perdamaian antara Islamabad dan Kabul, dua negara yang selama bertahun-tahun dilanda ketegangan di perbatasan.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis secara bersama oleh Turki, Qatar, Pakistan, dan Afghanistan, disebutkan bahwa semua pihak akan membentuk mekanisme pemantauan dan verifikasi untuk memastikan gencatan senjata benar-benar dijalankan. “Semua pihak berkomitmen menjaga gencatan senjata dan melanjutkan pembahasan detail implementasi dalam pertemuan mendatang,” bunyi pernyataan tersebut sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Pertemuan ini merupakan lanjutan dari gencatan senjata yang pertama kali dicapai pada 19 Oktober 2025 di Doha, hasil dari mediasi Qatar dan Turki. Meski perundingan sempat menemui jalan buntu di awal pekan, akhirnya kedua negara memutuskan menahan diri dari aksi militer dan memperpanjang masa damai sementara.
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menegaskan keputusan untuk tetap bertahan di Istanbul merupakan bentuk itikad baik Pakistan. “Pakistan memutuskan memberi perdamaian kesempatan lagi,” ujarnya kepada Geo News.
Langkah ini diambil tak lama setelah pecahnya bentrokan di wilayah perbatasan pada awal Oktober, yang menewaskan puluhan orang. Insiden itu berawal dari ledakan di Kabul yang dituding oleh pemerintah Afghanistan sebagai akibat dari serangan udara Pakistan. Sebagai balasan, pasukan Taliban mengklaim telah menewaskan 58 tentara Pakistan, sementara Islamabad mengumumkan lebih dari 200 militan tewas di wilayah perbatasan Afghanistan.
Meski situasi sudah relatif tenang, perbatasan utama kedua negara hingga kini masih ditutup. Kondisi tersebut mengakibatkan ratusan truk pengangkut barang dan pengungsi tertahan di perbatasan. Para pedagang di kawasan Kandahar dan Chaman mengaku mengalami kerugian besar. “Bangsa kita lelah, bangsa mereka juga lelah,” kata Nazir Ahmed, seorang pedagang asal Afghanistan kepada AFP.
Salah satu faktor utama penyebab ketegangan adalah keberadaan kelompok militan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP). Pemerintah Pakistan menuding kelompok tersebut berlindung di Afghanistan, tuduhan yang telah dibantah oleh Kabul. Sepanjang tahun ini, lebih dari 500 orang dilaporkan tewas akibat serangan yang dikaitkan dengan TTP.
Pihak Turki menyatakan akan terus berupaya menjaga kesinambungan dialog damai ini. “Tujuan utama kami adalah memastikan perdamaian berkelanjutan di kawasan,” tulis Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya, dikutip dari TRT World.
Dengan diperpanjangnya gencatan senjata ini, dunia menaruh harapan besar agar momentum perdamaian antara Pakistan dan Afghanistan tak kembali runtuh di tengah rumitnya konflik perbatasan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. []
Siti Sholehah.

 
                                         
                                         
                                         
                                         
                                         
                                         
                                 
                                 
                                 
                                