Generasi Muda Kaltim Diajak Lestarikan Olahraga Leluhur

ADVERTORIAL – Di tengah arus deras perkembangan teknologi dan maraknya permainan digital yang mengubah pola interaksi anak-anak, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) meluncurkan program revitalisasi olahraga tradisional. Langkah ini bukan sekadar upaya melestarikan budaya, tetapi juga strategi untuk menghidupkan kembali aktivitas fisik dan interaksi sosial yang semakin pudar di kalangan generasi muda.
Permainan klasik seperti balogo, engrang, gasing, dan sumpit kini kembali hadir di halaman-halaman sekolah dasar, khususnya di Samarinda dan berbagai wilayah Kaltim. Melalui sosialisasi langsung di sekolah, Dispora Kaltim ingin menanamkan kembali rasa cinta pada permainan leluhur yang sarat nilai kebersamaan dan sportivitas.
Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Surya Saputra, menyadari betul tantangan yang dihadapi. “Anak-anak belum banyak yang tahu. Makanya kami turun langsung ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan itu,” ujarnya, Selasa (20/5/2025).
Meskipun olahraga tradisional belum tercantum dalam kurikulum resmi, Dispora Kaltim memilih langkah proaktif. “Setidaknya, mereka (siswa SD) mengetahui olahraga tradisional ini,” tambah Bagus. Baginya, pengenalan sejak dini jauh lebih efektif daripada menunggu masuknya program ini ke dalam kebijakan formal pendidikan.
Bagus mengamati bahwa dominasi gawai membuat anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, tenggelam dalam permainan berbasis aplikasi. Kondisi ini memengaruhi kebiasaan bergerak dan mengurangi kesempatan berinteraksi secara langsung. Karena itu, olahraga tradisional dihadirkan sebagai alternatif yang bukan hanya menyenangkan, tetapi juga menyehatkan tubuh dan pikiran.
Lebih dari sekadar kegiatan fisik, sosialisasi ini diharapkan mampu menjadi penghubung antara generasi muda dengan akar budaya mereka. Permainan seperti balogo atau engrang, selain mengasah keterampilan motorik, juga mengajarkan kerja sama, ketahanan, dan sportivitas nilai yang sulit diperoleh dari permainan virtual.
Dispora Kaltim tak hanya mengandalkan kegiatan di sekolah. Sebuah lapangan terbuka di Kompleks Gelora Kadrie Oening telah dipersiapkan menjadi pusat aktivitas olahraga tradisional. Di fasilitas ini, masyarakat dapat berlatih, mengadakan kompetisi, atau sekadar bermain bersama tanpa menunggu momen tertentu.
Kehadiran lapangan ini diharapkan menjadi magnet bagi anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa untuk menjadikan olahraga tradisional bagian dari rutinitas mereka. Dispora juga membuka peluang kerja sama dengan komunitas lokal, sekolah, dan lembaga budaya agar fasilitas tersebut dimanfaatkan secara optimal.
Langkah ini sejalan dengan misi pemerintah daerah untuk mempertahankan identitas budaya sekaligus mengembangkan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal. Olahraga tradisional yang hidup kembali tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan langsung kekayaan tradisi Kaltim.
Dispora optimistis, dengan sosialisasi berkesinambungan dan dukungan fasilitas memadai, olahraga tradisional akan kembali menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. “Kalau kita bisa membuat anak-anak mencintai olahraga tradisional sejak dini, maka budaya ini akan tetap hidup, meski teknologi terus berkembang,” tutup Bagus penuh keyakinan. []
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum