Gerindra Kalbar Tolak Budi Arie Setiadi Bergabung Ke dalam Barisan Partai
Ketua DPD Yuliansyah (tengah) bersama jajaran DPD dan 14 DPC di Pontianak, Jumat (7/11/2025), menolak Budi Arie Setiadi bergabung.
PONTIANAK, PRUDENSI.COM-Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Kalimantan Barat, didukung mutlak oleh 14 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten/Kota, secara tegas menolak rencana masuknya Budi Arie Setiadi ke dalam barisan partai.
Ketua DPD Gerindra Kalimantan Barat, H. Yuliansyah, dalam keterangan, Jumat (7/11/2025), menegaskan bahwa keputusan kolektif ini adalah pertahanan moral partai dari potensi ‘Kutukan Kemenangan’ yang kerap menghinggapi partai politik pasca-kekuasaan.
Menurut Yuliansyah Gerindra bukan untuk konsesi politiks, secara argumentatif memposisikan penolakan ini sebagai manifesto ideologis yang menolak budaya politik transaksional dan konsesi politik saja.
“Kami sudah melihat partai-partai lain tergerus integritasnya setelah meraih puncak kekuasaan karena terlalu mudah menerima figur yang datang hanya karena momentum. Gerindra di Kalbar tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Kami mengirimkan pesan politik ini: Gerindra harus menjaga warisan perjuangan, bukan demi konsesi politik atau hitungan sesaat” tegas Yuliansyah.
Menurut Yuliansyah, inti dari penolakan yang didukung penuh 14 DPC ini adalah untuk menghormati proses kaderisasi yang berjalan sistematis dan usaha kolektif kader lama. Para kader yang telah teruji dalam masa sulit, kata dia, adalah aset tak ternilai.
“Partai kami berdiri di atas upaya kolektif, bukan janji kekuasaan praktis. Ada kader-kader yang mengorbankan segalanya, bahkan saat situasi sulit. Mereka adalah standar kami, kami menolak figur yang baru muncul dengan membawa loyalitas instan pasca-kemenangan. Tugas DPD dan DPC adalah melindungi integritas partai dari oportunisme yang hanya mencari tempat nyaman di bawah naungan kekuasaan.”
Penolakan dari seluruh pimpinan Gerindra se-Kalimantan Barat ini menandakan penegasan bahwa garis ideologi perjuangan lebih diutamakan daripada potensi keuntungan politik yang bersifat sementara.
Ini adalah pernyataan bahwa Gerindra harus tetap menjadi rumah para pejuang di internal Partai, bukan wadah bagi mereka yang mengejar keuntungan di akhir pertandingan.(rac)
