Golkar-Gerindra Bakal Usung Asmah-Kasim
NUNUKAN – Partai Golongan Karya (Golkar) dan Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bakal berkoalisi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Nunukan yang diselenggarakan serentak pada Desember 2015 mendatang. Kedua partai berpengaruh ini dipastikan akan mengusung Asmah Gani dan berpasangan dengan Andi Kasim.
Asmah Gani sekarang ini masih aktif sebagai Wakil Bupati Nunukan, mendampingi Basri sebagai Bupati. Asmah Gani dulunya dari Partai Golkar dan pada Pilkada periode ini, keduanya bercerai. Karena faktor tertentu, Asmah Gani akhirnya dijodohkan dengan Andi Kasim, salah seorang pentolan Partai Gerindra di Nunukan.
Menurut Siti Raudah Arsyah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan dari Partai Golkar, kesepakatan untuk mengusung Asmah-Kasim sebenarnya bukan saja datang dari Partai Golkar dan Gerindra, tetapi juga dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ketiga partai tersebut telah bersepakat mengusung Asmah Gani sebagai Calon Bupati Nunukan. Dan penentuan pasangan Asmah Gani adalah dengan survei, yang tertinggi aksesibilitasnya adalah yang terpilih.
“Beberapa minggu ini kita (Golkar, red) ada kesepakatan dalam koalisi PKS dan Gerindra untuk mengusung ibu (Asmah Gani, red). Dari permintaan itu dilakukan survei. Jadi lembaga survei yang kami pakai itu independen. Ternyata yang tertinggi pak Andi Kasim. Itu meliputi seluruh dapil 1,2 dan 3,” ujar Raudah Arsyad.
Dari hasil survei tersebut terjadi kalkulasi politik bahwa untuk menang, Asmah Gani akan berpasangan dengan Andi Kasim. Saat ini koalisi masih menunggu sikap dari PKS terkait hasil survei yang menempatkan Andi Kasim sebagai pasangan Asmah Gani.
Sebelumnya PKS juga mencalonkan kadernya Muhammad Nasir sebagai bakal calon bupati. Meski memastikan Asmah – Kasim sebagai pasangan yang akan maju dalam pilkada 2015 Partai Golkar masih menunggu keputusan dari DPP Golkar terkait hasil survei serta pasangan yang akan diusung dalam pilkada Bupati Nunukan tahun 2015.
“Sekarang kita tunggu hasil dari PKS apakah mereka tetap mendukung atau tidak. Namanya politik bisa berubah kapanpun juga. Mungkin ada pertemuan selanjutnya dengan PKS menanyakan komitmen selanjutnya. Hasil survei ini kan independen. Apapun hasilnya harus legowo karena sudah ada kesepakatan dari awal kalau tidak terpilih ya harus legowo,” imbuh Siti Raudah Arsyad.
Ia menambahkan saat ini pihaknya masih menunggu kepastian dari islah pimpinan pusat Partai Golkar yang selama ini berseteru. DPP Golkar rencananya juga akan membentuk tim penjaringan bersama. Saat ini ketiga nama yang masuk dalam penjaringan DPD II Partai Golkar akan melakukan verifikasi untuk kemudian dikirim ke Jakarta.
“Sesuai aturan semua tetap diverifikasi. Golkar masih menunggu siapa yang akan bertanda tangan nanti. Di DPP juga belum ada kesepakatan yang betul betul sepakat, nanti nunggu dari sana tapi Insyaallah siapa yang diusulkan dari daerah itu yang akan ditanda tangani,” pungkas Siti Raudah Arsyad. []