Gresik Catat 233 Kasus DBD Hingga Mei 2025, Kecamatan Kebomas Tertinggi

GRESIK — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik mencatat total 233 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari hingga Mei 2025. Dari jumlah tersebut, Kecamatan Kebomas menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 48 pasien.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik, dr. Puspitasari Wardani, menjelaskan bahwa DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
“Untuk kasus DBD terhitung dari Januari hingga Mei 2025 mencapai 233 pasien. Nah, yang paling banyak di wilayah Kecamatan Kebomas dengan jumlah 48 pasien,” ujar dr. Puspitasari, Selasa (27/5/2025).
Sebaran kasus DBD di Gresik meliputi sejumlah kecamatan dengan jumlah bervariasi. Setelah Kebomas, kasus tertinggi berikutnya tercatat di Kecamatan Manyar sebanyak 39 kasus, Cerme 24 kasus, Gresik Kota 15 kasus, dan Benjeng 14 kasus.
Selanjutnya, Driyorejo mencatatkan 13 kasus, Balongpanggang dan Dukun masing-masing 12 kasus, serta Ujungpangkah sembilan kasus.
Empat kecamatan masing-masing melaporkan delapan kasus, yakni Duduksampeyan, Menganti, Wringinanom, dan Panceng. Sementara Kecamatan Sidayu melaporkan enam kasus, Kedamean lima kasus, Bungah tiga kasus, dan Tambak satu kasus.
“Kasus nihil pada Kecamatan Sangkapura,” tegas dr. Puspitasari.
Terkait upaya penanggulangan, Dinkes Gresik menerapkan prosedur fogging sesuai dengan petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan.
Fogging hanya dilakukan apabila terdapat pasien DBD yang telah terkonfirmasi melalui hasil laboratorium darah lengkap sebanyak minimal dua kali pemeriksaan. Hasil pemeriksaan tersebut harus menunjukkan penurunan trombosit dan peningkatan hematokrit.
“Dari Dinas Kesehatan memberikan obat insektisida dan meminjamkan alat foggingnya. Sedangkan untuk BBM dan petugas pelaksana fogging, itu dikoordinasikan antara pihak desa dan puskesmas setempat,” terang dr. Puspitasari.
Di tengah tingginya kasus, warga juga menunjukkan inisiatif mandiri. Salah seorang warga, Muhammad, mengatakan bahwa banyak warga di lingkungannya mulai menunjukkan gejala demam berdarah. Ia menyebut bahwa proses pengajuan fogging melalui jalur resmi cukup memakan waktu.
“Kami sedang dalam upaya menggelar fogging dengan cara patungan, karena pengajuannya lama. Kami berharap pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap program ini,” ujarnya.
Dengan meningkatnya angka kasus DBD, Dinkes Gresik kembali mengimbau masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN), termasuk gerakan 3M Plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. []
Nur Quratul Nabila A