Gunakan Helikopter Usang Produksi AS, Kecelakaan Presiden Iran di Kaitkan dengan AS

IRAN – Helikopter Bell 212 yang ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi saat kecelakaan pada Minggu (19/5/2024) ternyata buatan Amerika Serikat sejak 1960-an. Raisi bersama rombongannya mengalami kecelakaan sepulang dari peresmian bendungan di perbatasan Azerbaijan. Helikopter yang dikendarai jatuh disebut akibat cuaca buruk di pegunungan. Petugas menemukan helikopter jatuh di kawasan hutan lebat Dizmar, Provinsi Azerbaijan Timur pada Senin pagi. Evakuasi sempat sulit dilakukan karena terhambat kabur tebal, hujan, dan medan terjal. Diketahui, Ebrahim Raisi terbang dengan helikopter Bell 212 buatan perusahaan Amerika Serikat, Textron Inc. pada 1960-an. Helikopter ini dinilai memiliki teknologi usang karena telah dipakai sejak akhir 1960-an sebelum Revolusi Islam Iran.

Teknologi helikopter presiden Iran usang Analis militer senior dari AS, Cedric Leighton menilai helikopter yang dipakai Presiden Ebrahim Raisi sudah usang karena dibuat sejak 64 tahun lalu. Menurutnya, helikopter ini pertama kali diperkenalkan ke Iran pada periode terakhir pemerintahan Reza Shah Pahlavi pada 1976 dalam bentuk komersial.

“(Helikopter) sudah ada sebelumnya di militer AS, jadi awal mula helikopter jenis ini mungkin sudah ada sejak akhir tahun 1960-an,” ujarnya, dikutip dari CNN, Senin (21/5/2024). Leighton menyebut, helikopter Bell 212 pertama kali diproduksi di Amerika Serikat dan Kanada.

Usia yang tua membuat sulit mendapatkan suku cadang helikopter tersebut. Suku cadang yang sulit tersedia bagi helikopter Bell 212 dapat menjadi salah satu penyebab kecelakaan. Selain itu, cuaca buruk yang terjadi selama beberapa hari terakhir di wilayah barat laut Iran tempat helikopter tersebut terbang juga berkontribusi dalam insiden trsebut. “Semua itu, menurut saya, berkontribusi pada serangkaian insiden dan serangkaian keputusan yang dibuat oleh pilot dan bahkan mungkin presiden sendiri ketika harus menerbangkan pesawat ini, dan sayangnya bagi mereka, akibatnya adalah kecelakaan ini,” imbuh dia.

Konflik yang terjadi dengan AS menyebabkan Iran mendapatkan sanksi pada sektor penerbangan. Hal ini dapat menjadi alasan helikopter Bell 212 masih digunakan. Laporan HFW menunjukkan, AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump memberlakukan sanksi kepada Iran karena negara Timur Tengah itu mengembangkan nuklir. Sanksi yang diberikan termasuk larangan melakukan perdagangan internasional dengan perusahaan AS dan non-AS di Iran. Perusahaan tersebut harus menghentikan aktivitas di Iran dalam waktu 90 atau 180 hari pada 2018. Jika tidak, mereka berisiko terkena sanksi dari AS Bagi industri penerbangan, larangan ini menyulitkan Iran untuk memelihara dan meningkatkan armada pesawat penumpang komersial.

Akibatnya, Iran memiliki armada tua berusia rata-rata lebih dari 25 tahun. AS sempat meringankan sanksi dengan memperbolehkan perusahaan menjual penumpang komersial dan suku cadangnya ke Iran. Namun, izin itu telah dihentikan. Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) AS hanya mempertimbangkan permohonan izin secara terbatas untuk menjamin keselamatan penerbangan komersial dari pesawat asal AS. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *