Gunung Lewotobi Laki-laki Mengembung, Waspada Erupsi Eksplosif

FLORES TIMUR – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki kembali menunjukkan dinamika yang patut diwaspadai.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa tubuh gunung api yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengalami perubahan signifikan berupa inflasi atau pengembungan.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyampaikan bahwa pemantauan deformasi dengan tiltmeter selama sepekan terakhir merekam adanya pola inflasi yang cukup jelas.

“Ini menandakan tubuh gunung mengalami pengembungan,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Jumat (16/8/2025).

Fenomena ini muncul setelah sebelumnya, pada 3 Agustus 2025, Badan Geologi melaporkan gunung tersebut mengalami pengempisan pascaerupsi besar.

Perubahan pola deformasi yang kini terjadi dinilai mengindikasikan adanya pergerakan magma baru di bawah permukaan.

Wafid menekankan bahwa kondisi inflasi perlu mendapat perhatian serius karena berpotensi memicu letusan eksplosif.

Ia mengingatkan bahwa sejarah aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki kerap menunjukkan pola peningkatan yang berlangsung cepat sebelum terjadinya erupsi besar.

“Oleh karena itu, perlu diwaspadai munculnya peningkatan gempa vulkanik dalam dan tremor non harmonik. Hal ini dapat menjadi tanda adanya tekanan gas yang sangat tinggi di dalam gunung, yang berpotensi memicu erupsi eksplosif meskipun data kegempaan belum menunjukkan lonjakan besar,” ungkapnya.

Badan Geologi juga memaparkan data pemantauan dari Global Navigation Satellite System (GNSS).

Hasil pengukuran menunjukkan kondisi relatif stagnan, mengindikasikan suplai magma berasal dari kedalaman yang tidak terlalu besar.

Laporan pengamatan sejak 8 hingga 15 Agustus 2025 mencatat adanya asap kawah berwarna putih hingga kelabu dengan ketinggian 50–1.000 meter dari puncak. Beberapa kali letusan kecil terjadi, dengan kolom abu mencapai 800–900 meter.

“Terjadi guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati,” kata Wafid menambahkan.

Data kegempaan selama periode tersebut menunjukkan adanya 7 kali gempa letusan, 4 kali gempa guguran, 40 kali embusan, 3 kali tremor harmonik, serta 182 kali tremor non harmonik.

Selain itu, tercatat pula 42 kali gempa low frequency, 24 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali gempa tektonik lokal, dan 57 kali gempa tektonik jauh.

Aktivitas ini didominasi oleh gempa-gempa dangkal yang menunjukkan suplai magma masih aktif di dekat permukaan.

Dengan kondisi terkini, Gunung Lewotobi Laki-laki ditetapkan berada pada Level III atau Siaga.

Masyarakat diminta tetap waspada dan mematuhi rekomendasi pemerintah. Radius aman ditetapkan sejauh enam kilometer dari pusat erupsi.

Badan Geologi mengimbau warga maupun wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tersebut.

Selain itu, masyarakat diminta tetap tenang, namun selalu memperhatikan perkembangan informasi resmi yang disampaikan oleh lembaga berwenang. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *