Gunung Marapi Erupsi, Abu Vulkanik Membumbung 1 Kilometer

PADANG – Gunung Marapi yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Senin (08/09/2025) pukul 09.06 WIB, gunung ini meletus dan melontarkan abu setinggi satu kilometer dari puncaknya.

Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA), Teguh Purnomo, menjelaskan letusan tersebut tercatat jelas di seismogram. “Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dengan durasi 51 detik,” ujarnya, Senin. Teguh menambahkan, kolom abu berwarna putih hingga kelabu, cukup tebal, dan terbawa angin condong ke arah timur.

Saat ini, status Gunung Marapi masih berada di Level II atau waspada. Teguh mengingatkan warga untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah. Ia juga menekankan potensi bahaya sekunder yang perlu diantisipasi.

“Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama pada saat musim hujan,” kata Teguh.

Selain itu, warga juga diminta mengenakan masker jika terjadi hujan abu. Abu vulkanik dapat berdampak buruk pada kesehatan, khususnya bagi saluran pernapasan, serta berpotensi mengganggu aktivitas harian masyarakat.

Erupsi Marapi kali ini bukanlah yang pertama dalam beberapa tahun terakhir. Pada 3 Desember 2023, gunung tersebut meletus hebat dan menewaskan 23 pendaki. Sejak saat itu, aktivitas vulkanik terus berulang. Puncaknya terjadi pada 11 Mei 2024 ketika banjir lahar menerjang wilayah Tanah Datar, Agam, dan Padang Pariaman, menelan 60 korban jiwa.

Peristiwa tersebut menjadi pengingat bahwa ancaman dari Gunung Marapi tidak hanya datang dari letusan langsung, tetapi juga dari dampak lanjutan berupa banjir lahar dan hujan abu yang meluas.

Aktivitas Marapi menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana gunung api. Masyarakat diminta tidak panik, tetapi tetap siaga dengan mengikuti arahan petugas dan memperhatikan kondisi sekitar.

Dengan intensitas erupsi yang masih terus terjadi, langkah-langkah mitigasi bencana menjadi hal mendesak agar korban jiwa tidak kembali berjatuhan. Pemerintah daerah diharapkan memperkuat jalur evakuasi, menyiapkan tempat pengungsian, serta memastikan akses kesehatan bagi warga terdampak hujan abu.

Gunung Marapi memang menyimpan potensi ancaman yang tinggi, tetapi dengan kewaspadaan kolektif, dampaknya dapat diminimalisasi. Erupsi kali ini kembali menjadi pengingat bahwa masyarakat di sekitar gunung api aktif harus selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *