Gunung Marapi Erupsi, Warga Diminta Waspada Lahar Dingin

PADANG – Aktivitas vulkanik Gunung Marapi kembali menunjukkan peningkatan. Pada Selasa (16/09/2025) pagi, gunung api yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, tercatat mengalami erupsi dengan durasi hampir satu menit.

“Erupsi pukul 08.23 WIB ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 29,5 milimeter serta berdurasi sekitar 47 detik,” kata petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, Ahmad Rifandi, di Padang.

Meski aktivitas erupsi berhasil terekam jelas melalui instrumen seismik, tinggi kolom abu vulkanik tidak bisa dipastikan karena tertutup awan tebal. Gunung dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu saat ini masih berstatus Level II atau Waspada. Status tersebut berarti masyarakat, pendaki, maupun wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah utama (kawah verbeek).

Selain erupsi, ancaman lain yang patut diwaspadai adalah lahar dingin. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan potensi aliran material vulkanik bercampur air hujan bisa membahayakan warga, terutama yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari Marapi.

“Hal yang paling mungkin terjadi, yakni banjir lahar dingin seperti peristiwa 11 Mei 2024 yang menelan puluhan korban jiwa,” kata Rifandi mengingatkan.

Potensi bahaya tersebut semakin besar saat memasuki musim hujan. Material letusan yang menumpuk di lereng gunung dapat terbawa derasnya aliran air dan memicu banjir bandang. Karena itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama ketika hujan deras turun di kawasan puncak.

PVMBG juga mengimbau warga agar menggunakan masker saat terjadi hujan abu untuk menghindari gangguan pada saluran pernapasan. Partikel abu vulkanik berukuran halus bisa masuk ke sistem pernapasan dan menyebabkan iritasi.

Sejauh ini, petugas PGA terus melakukan pemantauan rutin terhadap perkembangan aktivitas Marapi. Informasi mengenai kondisi terkini disampaikan secara berkesinambungan kepada pemerintah daerah, aparat desa, hingga masyarakat sekitar. Tujuannya agar langkah mitigasi cepat dilakukan apabila terjadi peningkatan signifikan.

Erupsi singkat yang terjadi kali ini memperlihatkan bahwa aktivitas vulkanik Marapi masih dinamis dan berpotensi menimbulkan dampak lanjutan. Masyarakat diimbau tidak hanya memperhatikan radius bahaya, tetapi juga memperhitungkan ancaman jangka menengah seperti lahar dingin. Kehati-hatian menjadi kunci agar kejadian tragis di masa lalu tidak terulang kembali. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *