Gunung Semeru Kembali Erupsi, PVMBG Larang Aktivitas di Radius Bahaya

JAKARTA – Gunung Semeru, gunung api tertinggi di Pulau Jawa yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Kamis (02/10/2025) pagi. Letusan terjadi pukul 08.16 WIB dengan kolom abu mencapai sekitar 600 meter di atas puncak atau setara 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, menjelaskan kolom abu terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah barat daya. “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 08.16 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl),” katanya dikutip dari Antara. Erupsi ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 129 detik.

Sebelumnya, pada pukul 07.11 WIB, Semeru juga mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu yang sama, yakni sekitar 600 meter di atas puncak. Letusan ini pun menghasilkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu pekat. Rekaman seismograf menunjukkan amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 119 detik.

Berdasarkan laporan petugas, aktivitas Gunung Semeru pada periode pengamatan Rabu (1/10) didominasi gempa letusan sebanyak 81 kali dengan amplitudo 11-22 mm dan durasi 59-193 detik. Data ini memperlihatkan bahwa aktivitas vulkanik Semeru masih cukup tinggi.

Gunung Semeru masih berstatus Level II atau Waspada. Dengan status tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menekankan sejumlah larangan dan imbauan keselamatan bagi masyarakat. Aktivitas manusia dilarang dilakukan pada sektor tenggara, khususnya sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga tidak diperkenankan berada dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, sebab potensi perluasan awan panas dan aliran lahar bisa mencapai 13 kilometer dari puncak. “Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” ujar Sigit.

PVMBG mengingatkan bahwa potensi awan panas guguran, aliran lava, maupun lahar hujan dapat muncul sewaktu-waktu, terutama di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak. Jalur yang perlu diwaspadai meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Bahkan, aliran lahar berpotensi menjalar ke anak-anak sungai yang terhubung dengan jalur utama.

Dengan meningkatnya aktivitas gunung api ini, warga diminta selalu memantau informasi resmi dari pos pengamatan dan PVMBG. Kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko jatuhnya korban jiwa maupun kerugian material. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *