Guru dan Siswa Beradaptasi dengan Jadwal Baru dan KBM di Ruang Terbuka Setelah Gedung Sekolah Cilimus Ambruk
SUKABUMI – Dalam kalender pendidikan, tahun ajaran baru sudah dimulai. Kondisi yang berbeda dialami oleh Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilimus Desa Nangerang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, ratusan pelajar terhambat belajar karena bangunan ambruk.
Akibat dari ambruknya banguna sekolah, ratusan pelajar terpaksa harus menjalani pembelajaran di luar ruangan, meski sebagian siswa secara bergantian dipindahkan ke bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5 Jampangtengah. Habudin (33), salah seorang guru SDN Cilimus, mengatakan, Sekolah tersebut memiliki lima lokal kelas.
Namun, empat lokal kelas diantaranya ambruk pada bagian atapnya, pasca diterjang hujan deras dengan intensitas tinggi pada awal Juli 2024.
“Dampak ambruknya empat ruangan kelas, hanya menyisahkan satu ruangan kelas, guru dan siswa terpaksa mengatur jadwal proses belajar mengajar,” kata Habudin pada radarjabar, Kamis (01/08/2024).
Kondisi bangunan SDN Cilimus, sangat memprihatinkan dan tidak layak digunakan untuk proses KBM siswa. Sehingga, saat hujan deras empat atap bangunan ruang kelas tersebut, langsung ambruk.
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Karena, kejadian ambruknya atap bangunan empat lokal kelas itu, terjadi pada malam hari,” ujarnya.
Saat ini, hanya tersisa satu bangunan ruang kelas yang masih bisa digunakan untuk proses KBM siswa. Untuk memaksimalkan proses KBM, pihak sekolah telah menerapkan pengaturan jadwal pembelajaran dengan sistem sif.
“Iya, itu kami bagi jadi dua sif. Yakni, ada sif siang dan sif pagi. Untuk siswa kelas pagi, itu siswa dari kelas 1 sampai kelas 3. Sementara, untuk sif siang digunkan oleh siswa kelas 4 sampai kelas 6,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sekolah SDN Cilimus memiliki jumlah total siswa sebanyak 118 orang dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak lima orang guru.
“Nah, dari 118 siswa ini, selain memanfaatkan ruang guru untuk belajar, sebagian siawa lagi menumpang belajarnya ke gedung SMPN 5 Satu Atap Jampangtengah,” paparnya.
“Iya, itu ruang kantor guru sangat kecil. Sehingga, tidak bisa menampung banyak siswa. Bahkan, sebagian siswa ada yang belajar di bagian teras sekolah,” timpalnya.
Sebelum empat bangunan sekolah tersebut ambruk, pihak SDN Cilimus sudah berupaya maksimal untuk meminta bantuan perbaikan ruang kelas dengan melayangkan profosal kepada pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi. Namun, hingga saat ini bantuan perbaikan tersebut, belum terealisasi.
“Kami atas nama guru yang mengajar disini, berharap kepada pemerintah dapat segera memberikan bantuan untuk perbaikan lokal kelas tersebut. Ini perlu dilakukan untuk menunjang saat proses KBM siswa menjadi aman dan nyaman,” pungkasnya. []
Nur Quratul Nabila A