Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata Baru, Tuntut Penarikan Penuh Pasukan Israel
GAZA – Milisi Hamas menolak syarat baru yang diajukan Israel dalam proposal perundingan gencatan senjata yang berlangsung di Doha, Qatar.
Dalam rancangan proposal itu ada sejumlah persyaratan baru yang didorong Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Kepada AFP, sumber Hamas membocorkan syarat yang mereka tolak adalah keinginan Israel untuk mempertahankan pasukan di wilayah Gaza. Israel juga ingin tetap memegang kendali di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir.
Tak cuma itu, Negara Zionis juga menuntut hak veto atas tahanan-tahanan Palestina yang akan dipertukarkan, memiliki hak mendeportasi beberapa tahanan Palestina dibanding memulangkan tahanan tanpa peradilan itu ke negaranya.
Di sisi lain, Hamas menuntut gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, pemulangan normal para pengungsi, serta kesepakatan pertukaran tahanan.
Mediator perundingan, yakni Mesir, Qatar, dan AS, berupaya menyelesaikan perincian kerangka kerja yang awalnya digariskan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei lalu. Mereka mengklaim perundingan yang berlangsung dua hari di Doha itu serius dan konstruktif.
Dalam pernyataan bersama, para mediator mengatakan AS telah mengajukan ‘proposal penghubung’ yang segera dapat diterapkan untuk mencapai kata sepakat.
Tekanan diplomatik terhadap Israel untuk menyetujui gencatan senjata telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dan mitranya dari Prancis Stephane Sejourne berkunjung Israel pada Jumat lalu. Para sekutu ini mendesak gencatan senjata Gaza.
Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz malah meminta sekutu mendukung Israel jika Iran menyerang mereka sebagai balasan atas pembunuhan petinggi Hamas, Ismail Haniyeh. []
Nur Quratul Nabila A