Hilal PD 3 Semakin Telihat pasca Memanasynya Ukraina VS Rusia, Poldandia mulai Perkuat Tentaranya
JAKARTA – Terus memanasnya peperangan Rusia dan Ukraina membuat beberapa negara di kawasan Eropa meningkatkan siaga penuh untuk menghadapi perluasan konflik. Salah satu negara anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO), bahkan kini memperkuat persiapan tentaranya untuk menghadapi konflik skala besar. Negara itu ialah Polandia.
Dalam laporan Reuters, Kepala Staf Angkatan Darat Polandia, Jenderal Wieslaw Kukula, mengatakan Warsawa harus siap dalam menghadapi konflik skala penuh. Maka, sejumlah pelatihan khusus dilakukan.
“Hal ini memaksa kami untuk menemukan keseimbangan yang baik antara misi perbatasan dan menjaga intensitas pelatihan tentara,” kata Wieslaw dikutip Sabtu (13/7/2024).
Wakil Menteri Pertahanan Pawel Bejda mengatakan mulai Agustus, jumlah pasukan yang menjaga perbatasan timur Polandia akan ditingkatkan menjadi 8.000 dari yang saat ini sebanyak 6.000 personil.
“Pasukan itu juga akan memperoleh tambahan barisan belakang sebanyak 9.000 yang dapat ditingkatkan dalam waktu 48 jam,” ujar Pawel.
Hubungan Polandia dengan Rusia beserta sekutunya, Belarus, telah memburuk sejak Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari 2022. Sejumlah pihak menuding Moskow dapat menjadi ancaman bagi Eropa.
Warsawa telah meningkatkan belanja pertahanan hingga lebih dari 4% dari output ekonominya tahun ini sebagai respons terhadap serangan Rusia ke Ukraina. Pada Mei lalu, Polandia mengumumkan program pertahanan “Perisai Timur”.
Program senilai 10 miliar zloty (Rp 40 triliun) ini dilakukan untuk meningkatkan pertahanan di sepanjang perbatasannya dengan Belarus dan Rusia. Polandia menargetkan program ini selesai pada 2028.
Jumlah personil angkatan bersenjata Polandia mencapai sekitar 190.000 personel pada akhir tahun lalu, termasuk pasukan darat, udara, angkatan laut, pasukan khusus dan pasukan pertahanan teritorial. Warsawa pun berencana menambah jumlah pasukannya menjadi 300.000 tentara dalam beberapa tahun.
Jenderal Wieslaw Kukula sendiri menyebut saat ini tingginya minat warga untuk bergabung dengan militer menimbulkan tantangan pendanaan yang besar. Ia memprediksi minat ini tidak akan begitu tinggi lagi pada 2027.
“Tingginya minat para kandidat untuk bergabung dengan tentara saat ini menimbulkan dilema mengenai apakah akan menerima lebih banyak rekrutan daripada yang dianggarkan dengan mengorbankan pengadaan peralatan militer,” tambahnya. []
Nur Quratul Nabila A