Hotel Bintang Lima Jadi Pilihan Utama Wisatawan Asing di Jakarta

JAKARTA – Sektor perhotelan DKI Jakarta mencatat dinamika menarik pada Agustus 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melaporkan adanya kenaikan jumlah tamu asing yang menginap di hotel berbintang, namun di sisi lain tingkat hunian kamar justru menurun.

Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menyampaikan bahwa proporsi tamu mancanegara di hotel berbintang mencapai 12,01 persen dari total tamu, lebih tinggi dibanding Juli 2025 yang hanya 10,73 persen. “Di bulan Agustus banyak peristiwa, misalnya (perayaan) 17 Agustus ada tamu-tamu asing yang ikut upacara ataupun juga beberapa pertemuan dengan tamu dari mancanegara ke Jakarta,” ujarnya dalam Rilis Berita Statistik DKI Jakarta, Rabu (01/10/2025).

Berdasarkan data BPS, preferensi tamu asing lebih condong ke hotel bintang lima, dengan proporsi mencapai 38,74 persen. Pilihan berikutnya adalah hotel bintang empat sebesar 37,87 persen, kemudian bintang tiga 19,31 persen, bintang dua 3,36 persen, dan bintang satu hanya 0,72 persen.

Kondisi berbeda terlihat pada tamu domestik yang cenderung memilih hotel bintang tiga, dengan proporsi mencapai 37,52 persen. Setelah itu hotel bintang empat (28,53 persen), bintang dua (20 persen), bintang lima (9,53 persen), dan bintang satu (4,42 persen).

Meski proporsi tamu asing mengalami kenaikan, tingkat penghunian kamar (TPK) justru melemah. Pada Agustus 2025, TPK hotel berbintang di Jakarta tercatat 53,74 persen, turun 2,17 persen poin dibandingkan Juli. Penurunan serupa terjadi di hotel nonbintang, dengan tingkat hunian 40,06 persen atau turun 1,68 persen poin.

“Di nasional juga terjadi penurunan terkait dengan tingkat penghunian kamar hotel,” jelas Hasanudin, menegaskan bahwa fenomena ini tidak hanya dialami Jakarta, tetapi juga kota-kota besar lainnya.

Rata-rata lama menginap tamu hotel berbintang di Jakarta tercatat 1,54 malam, turun tipis 0,02 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Untuk hotel nonbintang, penurunan juga terjadi, meskipun hanya 0,01 poin.

Kenaikan proporsi tamu asing pada Agustus 2025 menegaskan bahwa agenda besar, baik nasional maupun internasional, berkontribusi positif terhadap sektor perhotelan. Perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus dan sejumlah pertemuan internasional menjadi magnet bagi tamu mancanegara.

Namun demikian, tren musiman tetap memberikan tekanan. Setelah puncak liburan sekolah pada Juli, tingkat hunian cenderung turun di bulan berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan tamu asing belum cukup untuk menutup penurunan okupansi akibat turunnya jumlah wisatawan domestik.

Sektor perhotelan Jakarta pun dihadapkan pada tantangan menjaga stabilitas tingkat hunian di tengah fluktuasi musiman. Data BPS ini menjadi pengingat bahwa meski ada peluang dari wisatawan mancanegara, pasar domestik tetap menjadi penopang utama industri perhotelan ibu kota. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *