Hujan Deras Picu Banjir di Klaten, Puluhan Rumah Terendam hingga 1,4 Meter

KLATEN – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Kamis (22/5/2025) sore menyebabkan banjir yang merendam puluhan rumah warga di dua kecamatan, yakni Klaten Utara dan Klaten Tengah. Satu keluarga di Kelurahan Gumulan bahkan harus dievakuasi menggunakan perahu karet karena ketinggian air mencapai 1,4 meter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Syahruna, menjelaskan bahwa banjir melanda empat desa dan kelurahan: Belangwetan, Karanganom, Mojayan, dan Gumulan. Di Kelurahan Mojayan, ketinggian air tercatat antara 70 cm hingga 1,2 meter, sementara di Gumulan mencapai 1,4 meter.
“Di Gumulan, kami mengevakuasi satu keluarga yang terdiri dari ibu, bayi, dan ayah ke sebuah hotel karena permintaan pribadi. Saat evakuasi, air sedang pada titik tertinggi,” ujar Syahruna saat ditemui di lokasi.
Syahruna mengungkapkan bahwa banjir disebabkan oleh tingginya intensitas hujan dan limpasan air sungai yang meluber ke permukiman. Di Desa Belangwetan dan Karanganom, banjir berdampak pada ruas jalan dan sebagian masuk ke rumah warga dengan ketinggian air antara 60–70 cm.
“Total ada 75 rumah yang terdampak banjir, paling parah di Gumulan dengan 22 rumah terendam,” tambahnya.
Penanganan banjir dilakukan dengan penyedotan air menggunakan pompa, terutama di titik-titik genangan yang melumpuhkan akses jalan, seperti di Jalan Bypass, bagian dari jalur lingkar Klaten.
Syahruna mengatakan, genangan mulai surut sekitar pukul 20.30 WIB, namun pihaknya tetap melakukan pemantauan intensif. “Semoga tidak hujan lagi malam ini. Kalau hujan turun lagi, air bisa naik kembali,” imbuhnya.
Salah seorang warga Kelurahan Gumulan, Ana (64), mengatakan air mulai masuk ke permukiman sekitar pukul 17.00 WIB dan mulai surut tiga jam kemudian. Ia menyebut banjir kali ini sebagai yang paling parah dibandingkan kejadian sebelumnya.
“Air dari sungai kecil meluber masuk ke kampung. Ini banjir terparah yang saya alami di sini,” kata Ana.
Meski rumahnya tergenang air, Ana memilih bertahan dan tidak mengungsi. Ia dan keluarga hanya menyelamatkan barang-barang penting ke tempat yang lebih tinggi dan terus memantau situasi dari rumah. []
Nur Quratul Nabila A