ICW Desak Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan Usai 260 Siswa Alami Keracunan

JAKARTA – Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak agar pemerintah menghentikan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), menyusul rentetan kasus keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa di berbagai daerah. Dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (25/4/2025),

ICW menyebutkan bahwa setidaknya 260 siswa telah menjadi korban setelah menyantap makanan dari program MBG.

“Program ini menunjukkan banyak kelemahan, mulai dari kualitas makanan yang tidak memenuhi standar gizi hingga ketimpangan layanan antar sekolah,” tulis ICW melalui siaran resminya.

ICW menyoroti bahwa banyak menu yang disajikan dalam program MBG tidak mengandung protein, vitamin, dan keragaman gizi yang memadai.

Bahkan ditemukan beberapa sekolah menyajikan telur rebus yang tidak layak konsumsi. Di sejumlah lokasi, siswa dilaporkan membuang makanan karena rasa yang tidak sedap.

Selain itu, ICW menemukan penggunaan wadah makanan berbahan plastik tipis yang membahayakan kesehatan, karena berisiko melepaskan bahan kimia saat terkena makanan panas.

“Hal ini menunjukkan tidak adanya standarisasi layanan dalam pelaksanaan MBG,” lanjut ICW.

ICW mendesak Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah tegas atas berbagai kasus tersebut.

“Presiden harus menunjukkan tanggung jawabnya dengan menghentikan proyek MBG,” tegas ICW.

Program MBG sendiri diluncurkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan gizi anak sekolah. Namun, sejak awal 2025, telah terjadi sejumlah kasus keracunan massal akibat konsumsi makanan dari program tersebut.

Beberapa kasus yang menjadi sorotan di antaranya adalah keracunan 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat, yang menyebabkan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Di Bombana, Sulawesi Tenggara, 13 siswa SDN 33 Kasipute juga mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi ayam tepung dari MBG.

Kasus serupa terjadi di SDN Proyonanggan 5 Batang, Jawa Tengah, dengan 60 siswa mengalami mual dan sakit perut. Di SD Katolik Andaluri, Waingapu, Sumba Timur, tercatat 29 siswa mengalami keracunan, sementara di SDN Alaswangi 2, Pandeglang, Jawa Barat, ada 40 siswa terdampak.

Terakhir, 40 siswa SDN 3 Dukuh, Sukoharjo, Jawa Tengah, turut menjadi korban setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Gejala umum yang dikeluhkan para siswa antara lain mual, diare, dan sakit perut.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sebelumnya menyatakan bahwa insiden tersebut menjadi bahan evaluasi menyeluruh.

“Mudah-mudahan kejadian ini menjadi evaluasi terakhir,” ucapnya.

Hingga kini, pemerintah belum mengumumkan langkah resmi mengenai keberlanjutan program MBG. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *