IDI: HMPV Tak Potensial Jadi Pandemi, Waspada Outbreak di Wilayah Padat Penduduk

JAKARTA – Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan, memastikan human metapneumovirus (HMPV) di Indonesia tidak berpotensi menjadi pandemi seperti Covid-19. Namun, ia mengingatkan potensi peningkatan kasus (outbreak) dapat terjadi jika masyarakat tidak waspada.

“Kalau potensi pandemi saya rasa tidak, tetapi kalau potensi outbreak ada jika kita tidak aware atau waspada,” kata Erlina.

Menurut dia outbreak dapat terjadi di wilayah urban dengan kepadatan populasi tinggi dan mobilitas penduduk yang intens. Misalnya, masyarakat yang sering bepergian ke negara-negara seperti Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Eropa, atau Amerika.

Hal itu berpotensi membawa virus dari luar negeri dan menyebarkannya ke dalam negeri.

“Jika populasi padat dan tidak memperhatikan ventilasi, bisa terjadi outbreak atau peningkatan kasus. Tetapi, kalau pandemi sih tidak,” ujarnya.

Dia menambahkan sebagian besar kasus influenza dan HMPV bersifat ringan hingga sedang. Termasuk dalam kategori selflimiting disease atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun, ia memperingatkan kelompok rentan, seperti anak-anak di bawah 14 tahun, lansia, penderita asma, dan penyakit komorbid harus lebih waspada.

“Pada kelompok tertentu kasusnya bisa lebih berat. Jadi, kewaspadaan tetap perlu. Anak-anak, lansia, dan orang dengan imunitas rendah sebaiknya selalu memakai masker, terutama saat berada di tempat ramai,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, HMPV mulai terdeteksi di Indonesia setelah sebelumnya memicu lonjakan kasus signifikan di wilayah China bagian utara.

Virus itu menyerang berbagai kelompok usia, terutama anak-anak, dan menyebar dengan cepat. Untuk itu, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, meminta masyarakat untuk tetap tenang.

“Virus HMPV bukan hal baru karena sudah ada sejak 2001. Berbeda dengan Covid-19, HMPV hanya menyebabkan infeksi ringan dan tidak memicu inflamasi berlebihan seperti pada Covid-19,” kata Dante.

Menurut Dante, Human Metapneumovirus memiliki gejala yang mirip dengan pilek biasa, seperti demam ringan, batuk, pilek, dan sesak napas (pada kasus tertentu). Virus itu memiliki angka kematian yang sangat rendah dan tidak berbahaya jika mendapatkan penanganan dengan cepat.

Namun, virus HMPV dapat berkembang serius apabila menyerang kelompok rentan, seperti penderita pneumonia, lansia dengan kondisi kesehatan yang lemah, dan anak-anak dengan sistem imun yang belum optimal.

“Meski HMPV ini ringan, pada kelompok rentan seperti lansia dan penderita pneumonia, infeksi dapat berkembang di paru-paru dan menjadi serius jika terlambat tertangani,” kata dia.

Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap menjaga kesehatan dengan menjalani pola hidup sehat. Masyarakat perlu melakukan langkah pencegahan mulai dari cuci tangan secara rutin dengan sabun untuk mengurangi risiko penularan.

Lalu gunakan masker jika merasa tidak enak badan atau berada di tempat ramai dan jaga pola makan sehat dan istirahat yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kemudian segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.

“Prosedur kesehatan sederhana seperti mencuci tangan berkala dan menggunakan masker di tempat ramai sangat efektif. Masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan asalkan menjalankan pola hidup sehat,” ujarnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *