Inovasi Dispora Kaltim Jamin Pelibatan Setara Perempuan dan Disabilitas

ADVERTORIAL – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) melangkah maju dalam pembangunan kepemudaan yang inklusif dengan meluncurkan aplikasi Sepakat. Inovasi digital ini dirancang untuk memastikan partisipasi aktif seluruh elemen pemuda, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas, dalam berbagai program pelatihan dan pemberdayaan yang diselenggarakan pemerintah.
Aplikasi Sepakat memungkinkan pengumpulan data secara waktu nyata (real time), sehingga memfasilitasi pemetaan peserta yang lebih akurat. Data yang terekam tidak hanya mencakup jumlah peserta secara keseluruhan, tetapi juga detail spesifik seperti jumlah perempuan, laki-laki, hingga pemuda dengan disabilitas yang mendaftar dan mengikuti pelatihan.
Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi, menegaskan bahwa perhatian terhadap kelompok perempuan dan disabilitas menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan Dispora. Pemanfaatan teknologi melalui aplikasi ini memungkinkan Dispora Kaltim untuk mengontrol dan memantau tingkat partisipasi secara lebih efektif.
“Perempuan dan penyandang disabilitas itu sebenarnya punya tempat tersendiri dalam program kepemudaan. Makanya tadi saya singgung soal aplikasi Sepakat. Di aplikasi itu kita bisa lihat, misalnya, berapa perempuan yang terlibat dalam sebuah pelatihan atau berapa pemuda disabilitas yang ikut,” jelas Rusmulyadi saat diwawancarai di Kantor Dispora Kaltim, Senin (21/07/2025).
Menurut Rusmulyadi, data awal yang terekam dalam Sepakat menjadi dasar penting untuk mengambil langkah strategis sebelum kegiatan dilaksanakan di lapangan. Dengan adanya data tersebut, apabila ditemukan daerah yang partisipasi perempuan atau pemuda disabilitasnya minim, langkah tindak lanjut dapat segera diimplementasikan.
“Dalam setiap pelatihan, kami selalu punya data di awal. Karena ada Sepakat, kita bisa tahu berapa perempuan yang sudah mendaftar, berapa yang belum. Dari situ kita bisa mendorong daerah yang jumlah pesertanya kurang, misalnya perempuan. Contoh, kalau nanti ada pelatihan di Muara Fau dan ternyata pesertanya masih sedikit perempuannya, kami bisa langsung menghubungi pihak kecamatan di sana untuk menambah keterlibatan perempuan,” sambungnya.
Rusmulyadi menambahkan, pemetaan seperti ini sangat vital untuk memastikan prinsip inklusi benar-benar terwujud. Aplikasi Sepakat membantu Dispora Kaltim melakukan pengendalian sejak tahap awal perencanaan, bukan sekadar evaluasi setelah kegiatan selesai.
“Jadi dengan data awal yang ada di Sepakat, kita bisa melakukan pemetaan atau pengendalian sejak awal sebelum benar-benar turun ke lapangan. Kita sudah punya gambaran, berapa jumlah perempuan, berapa laki-laki, dan berapa penyandang disabilitas yang sudah terdaftar,” pungkasnya.
Melalui sistem berbasis teknologi ini, Dispora Kaltim menaruh harapan besar agar seluruh pemuda di Kalimantan Timur, tanpa terkecuali, mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi diri. Keterlibatan perempuan dan penyandang disabilitas yang tercatat secara akurat juga akan membantu pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan dan program yang lebih adaptif dan tepat sasaran di masa mendatang. Inovasi Sepakat diharapkan akan terus berkembang dan terintegrasi dengan berbagai sektor, mewujudkan pembangunan kepemudaan Kaltim yang inklusif dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.[]
Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum