Inovasi Tiada Henti Klinik WPM
KLINIK Wirausaha Pemuda Maniri (WPM) adalah terobosan dari Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dalam rangka pembinaan secara berkelanjutan pemuda lokal untuk mendirikan, menjalankan dan mengembangkan minat dan motivasi pemuda untuk terjun ke dunia wirausaha agar menjadi pemuda yang mandiri dan menciptakan lapangan kerja.
Pemuda yang dimaksud tentu saja sesuai ketentuan Undang Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, yakni yang berusia antara 16 hingga 30 tahun. Mereka yang kreatif, berjiwa entrepreneur, tergabung dalam asosiasi dan komunitas pemuda merupakan sasaran Klinik WPM. Terobosan Dispora Kukar ini sebenarnya telah digagas sejak tahun 2016, namun baru dapat terealisasi tahun 2019.
Klinik WPM pertama kali di-launching pada 8 Juli 2019 di Ruang Serba Guna Dispora Kukar, berlokasi di Kompleks Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang. Saat itu Sunggono selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar yang meresmikan, dihadiri perwakilan dari Dispora Provinsi, rektor Universitas Kutai Kartanegara, perwakilan perangkat daerah, perusahaan dan perbankan, pengusaha muda dan pengurus asosiasinya di Kukar.
Para pemuda yang telah menjadi warga binaan Klinik WPM diberikan motivasi untuk terjun ke dunia wirausaha, dikembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengelola usaha, produksi, pemasaran serta membangun jejaring mitra bisnis. Pembinaan tersebut diberikan melalui pelayanan di klinik, pelatihan, penyediaan tenaga ahli, pendampingan, dan fasilitasi kerja sama dengan perusahaan dan perbankan.
Di awal berjalannya Klinik WPM, dibuka pelayanan yang disebut sekam sharing, yaitu pelayanan diskusi dengan dua orang tenaga ahli yang disediakan Dispora Kukar pada setiap hari Selasa dan Kamis (sekam). Kedua orang itu adalah Muhammad Selamet dari Lembaga Pendidikan Kursus (LPK) Yayasan El Rahma dan seorang lagi dari Balai Latihan Kerja (BLK) Samarinda.
SEKAM SHARING
Dalam Sekam Sharing yang dibuka secara gratis itu, pemuda yang datang, baik yang sudah memiliki usaha maupun yang belum memiliki usaha dapat melakukan konsultasi, termasuk bagaimana membuat perencanaan bisnis, bagaimana mendapatkan modal, termasuk fasilitasi pembuatan izin usaha, hingga lomba wirausaha muda berprestasi untuk menjaring wirausahawan muda yang konsisten mengembangkan usahanya.
Sejak awal dibentuk, Dispora telah menyelenggarakan beberapa kali pelatihan, baik tentang pakan ternak maupun digital marketing atau pemasaran produk usaha menggunakan media sosial atau lapak pasar internet. Pada November 2020, diselenggarakan juga pelatihan dengan dua kelas pelatihan, yakni kelas pelatihan pembuatan bucket atau kemasan keranjang dan pemasaran secara online, dan kelas digital marketing.
Ada sebanyak 20 orang pemuda yang terlibat dalam setiap kelas pelatihan tersebut, semuanya merupakan wirausahawan muda. Sebenarnya target pelatihan adalah 40 orang, namun karena aturan protokol kesehatan yang membatasi peserta setiap pertemuan, maka pelatihan dibuat dua kelas dan masing-masing kelas berisi 20 orang. Pelatihan dengan model kelas tersebut berlangsung antara tahun 2020-2021, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi covid-19.
COUNSELING HOME
Inovasi lainnya selama pandemi adalah membuat inovasi dengan membuka layanan konsultasi dengan tenaga ahli secara dalam jaringan (daring). Inovasi selanjutnya adalah counseling home, yakni dengan mendatangi para pengusaha di tempat usaha mereka dengan cakupan sasaran yang ada di 18 kecamatan di Kukar.
Counseling home diselenggarakan demi menjawab berbagai halangan dari pelaku usaha yang tak dapat mengikuti secara langsung pelatihan yang diselenggarakan Klinik Wirausaha Pemuda Mandiri (WPM) Kukar. Sebelum perwakilan Dispora Kukar mendatangi pelaku usaha, mereka harus terlebih dahulu mengajukan permohonan konsultasi dan pembinaan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tersebut.
Menurut Aji Ali Husni, yang sejak 28 Maret 2022 lalu menjabat sebagai Kepala Dispora Kukar, menjelaskan bahwa dalam counseling home, Dispora Kukar akan datang ke salah satu lokasi usaha milik wirausahawan muda dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Di sana, para pelaku usaha muda dikumpulkan dan diajak sharing bukan saja mengenai kendala dan permasalahan saja, tetapi juga mengenai keberhasilan.
Di masa pandemi, pelaku usaha binaan juga diberikan pemahaman secara intens mengenai digital marketing, mengingat PPKM berlangsung banyak pelaku usaha muda tidak bisa membuka usahanya. Sehingga pemasaran yang paling dianjurkan adalah melalui penjualan melalui media internet.
Selain itu, akibat pandemi juga membuat anggaran Klinik WPM menjadi terbatas, sehingga inovasinya adalah dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kepala desa untuk menggelar pelatihan kewirausahaan pemuda. Dari Dispora Kukar mendatangkan tenaga ahli dari Klinik WPM sebagai mentornya.
SASARAN DISABILITAS
Di tahun 2021 juga, Dispora Kukar menjadikan pemuda penyandang disabilitas sebagai sasaran pembinaan Klinik WPM. Dalam pelatihan yang digelar Dispora Kukar, pemuda penyandang disabilitas diberi kesempatan menjadi peserta. “Kami yakin bahwa mereka yang disabilitas memiliki kemampuan yang lebih, ada yang mereka miliki bisa dikembangkan,” kata Aji Ali Husni AB yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Kabid Kewirausahaan Kepemudaan dan Kepramukaan Dispora Kukar selama kurang lebih tiga tahun.
Pihak Dispora Kukar berpandangan, selama ini banyak orang menilai pemuda penyandang disabilitas belum mendapatkan ruang yang besar terhadap semangat kewirausahaan. Dispora Kukar pun baru tahun ini memberikan porsi untuk pemuda disabilitas untuk membangkitkan semangat kewirausahaan yang dimiliki mereka.
“Ke depannya kita akan selalu memberikan pelatihan kewirausahaan yang terkait kewirausahaan teknis yang mereka geluti dan sesuai kemampuan mereka,” ujar Ali, sapaan akrab sapaan akrab pejabat yang menyandang gelar akademik sarjana ekonomi dan magister sains.
Pelibatan pemuda disabilitas, selain menggunakan data yang telah tersedia, juga dengan menggandeng Dinas Sosial untuk bekerja sama, dan Dispora Kukar juga turun langsung ke desa-desa untuk melakukan pendataan. Mereka yang telah didata kemudian diseleksi dan dipanggil untuk diberikan pelatihan. “Setiap tahun kami melakukan pelatihan. Kami akan selalu undang pemuda disabilitas,” kata Ali.
Hingga akhir 2021 jumlah wirausahawan muda yang telah dibina Dispora Kukar ada sebanyak 1.257 orang, belum termasuk binaan counseling home. Jumlahnya pada tahun 2022 pun meningkat menjadi 1700 orang. Untuk mendukung usaha pemuda, Dispora Kukar di tahun 2021 memberikan bantuan peralatan penunjang untuk kegiatan usaha sebagai stimulan, bukan berupa bantuan uang.
TARGET ROLE MODEL
Pada Oktober 2021, Dispora Kukar menggelar kuliah pertumbuhan minat berwirausaha dengan tema mewujudkan generasi mandiri dan berkualitas di Hotel Grand Fatma, Tenggarong. Kegiatan itu hasil kerja sama dengan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Hetifah mengaku bangga, Kukar menjadi daerah yang memfasilitasi para pengusaha muda dalam menjalankan bisnisnya.
Selain itu, Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainudin Amali didaulat membuka secara virtual kegiatan kuliah mengaku telah memperkenalkan Klinik WPM ke daerah lain dengan harapan menjadi role model pelayanan terkait kewirausahaan masyarakat Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu kehadiran klinik WPM menjadi terobosan dalam rangka mendorong masyarakat lebih banyak menggeluti wirausaha.
Menurut Rakhmadan, Sekretaris Dispora Kukar yang saat itu mewakili Bupati Kukar Edi Damansyah, Klinik WPM telah menjadi kebanggaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab Kukar) dan targetnya dijadikan percontohan untuk ditiru daerah lain. “Jadi kebanggaan Kukar, klinik WPM mendukung pemuda berwirausaha dari usia 15-30 tahun,” ujar Rakhmadan kepada awak media, di sela-sela acara itu.
PROMOSI GRATIS
Inovasi lain yang dijalankan sejak tahun 2021 adalah menyediakan booth atau stan klinik WPM pada even tertentu seperti dalam rangka ekspo garapan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), ekspo peringatan peristiwa merah putih Sanga-Sanga, pesta adat Erau yang digelar September 2022 lalu, dan dalam rangka Jambore Pemuda Kaltim awal November 2022 lalu.
Dalam booth tersebut, klinik WPM diperkenalkan secara luas kepada khalayak. Produk-produk pelaku usaha pemuda yang menjadi binaan Klinik WPM juga diberikan tempat untuk dipromosikan pada booth klinik WPM. Mengingat keterbatasan stan, tidak semua pengusaha muda yang dilibatkan dalam setiap stan pameran.
Tak hanya menyediakan booth secara gratis atau tanpa biaya, Dispora Kukar juga memberikan uang saku kepada setiap pelaku usaha muda yang ikut serta mempromosikan produk usahanya pada ekspo tersebut. Hasilnya pun luar biasa besar, dalam sehari omzet usaha mereka mencapai Rp1 juta per hari.
Dalam stan pameran, yang banyak terlibat adalah pelaku usaha yang bergerak di bidang industri penganan. Namun itu tak selalu, karena produksi pelaku usaha yang bergerak di bidang industri olahraga tradisional juga diperkenalkan. Mereka yang ikut dalam promosi dan penjualan produk di ekspo ini berasal dari pelaku usaha yang menjual gasing dan ketapel.
ENTREPENEUR CAMP
Dalam menyelenggarakan pelatihan, sasarannya ada tiga, yakni para pemuda yang belum berwirausaha, yang baru memulai, dan yang sudah surive lama dan berkembang. Bagi yang sudah berkembang, Menurut Ali, untuk pengusaha muda dengan usaha yang telah lama berkembang juga diberikan kelas khusus dengan jumlah peserta maksimal 25 orang.
Mereka yang menjadi peserta di antaranya ada yang telah punya cabang dan berhasil mempromosikan usaha melalui marketplace di shopee. Ada juga dari mereka yang lolos seleksi sebagai pengusaha muda berprestasi hingga tingkat nasional. Pada umumnya, mereka telah menjalankan usahanya sekitar dua hingga tiga tahun.
Syaratnya untuk ikut serta, mereka telah memiliki legalitas usaha baik surat keterangan maupun izin usaha dari Online Single Submission, memiliki laporan keuangan dalam enam bulan terakhir, serta mempunyai potret video usaha dan motivasi. Mereka yang menempati kelas khusus akan diberikan tambahan ilmu dengan materi yang baru pula.
Dari Senin (17/10/2022) hingga hingga Jumat (21/10/2022) lalu, digelar entrepeneur camp (e-camp) yang menjadi wadah berkumpulnya para pengusaha muda yang sudah teruji survive menjalankan usahanya, sekaligus menjadi tempat berbagi masalah dan kesuksesan.
Kegiatan itu diikuti 20 orang pengusaha muda sebagai peserta, mereka berasal dari enam kecamatan, yakni Tenggarong, Samboja, Muara Badak, Kota Bangun, Loa Janan, dan Loa Kulu. Mereka diberikan berbagai materi, di antaranya adalah mindset dan mental pengusaha sukses, skill melihat peluang usaha, kemampuan dasar terkait perhitungan harga pokok penjualan, menentukan harga, digital marketing, dan product photography.
E-camp yang diselenggarakan tahun ini adalah season pertama dan tahun berikutnya ada season kedua. Di season pertama, mereka dibawa ke Balikpapan untuk bertemu dengan pengusaha sukses yang tergabung Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Balikpapan. Di sana, peserta mendapatkan success story dan rahasia sukses Iwan Wahyudi, wakil rakyat sekaligus pengusaha yang menjadi Ketua BPC HIPMI Balikpapan.
MASALAH DAN TANTANGAN
Dalam upayanya membina pengusaha muda, Klinik WPM menghadapi sejumlah permasalahan dan tantangan. Ali yang diwawancara awak media, beberapa waktu lalu mengungkapkan, permasalahan yang sering kali dihadapi adalah sulitnya mengubah perilaku wirausahawan muda dalam mengelola keuangan usaha yang sering kali mencampuraduk antara uang usaha dan pribadi.
Contoh kasus, saat seorang pengusaha mengajak teman untuk berjalan-jalan atau membeli rokok. Pelaku usaha itu pun menggunakan uang dari usahanya. Artinya, tak ada pemisahan uang untuk kebutuhan pribadi dan usaha. Akibatnya, pada saat membutuhkan modal untuk pengembangan usaha, pengusaha tersebut kebingungan mendapatkan modal. Hal ini dianggap sepele oleh sebagian pelaku usaha.
Menurut Ali, salah satu kunci sukses usaha adalah pengelolaan keuangan yang terpisah dari kepentingan pribadi. Untuk itu, kiat yang perlu dijalankan agar uang usaha tidak ludes untuk keperluan pribadi adalah dengan menyisihkan setiap keuntungan yang masuk untuk pengembangan usaha.
Masalah lain yang sering dihadapi adalah kedisiplinan pelaku usaha. Untuk itu dia juga menekankan agar pengusaha muda disiplin dalam menjalankan usaha. Jika telah ditetapkan pukul 08.00 Wita tempat usahanya dibuka, maka setiap hari harus dijalankan dengan teratur dan berkelanjutan. Apabila pelaku usaha binaan Klinik WPM disiplin menjalankan semua yang disarankan dan direkomendasikan para tenaga ahli, dalam jangka waktu dua tahun, usaha dijamin berkembang pesat.
Dalam hal perekrutan pelaku usaha muda binaan, Klinik WPM terkadang menemukan pelaku usaha yang memiliki mindset puas dengan pengetahuan yang diperoleh di dunia internet, seperti video YouTube. Kemudian juga masalah jangkauan daerah yang luas di Kukar, menyulitkan para pemuda untuk dapat hadir mengikuti pelatihan. Yang diundang berpikir seribu kali sebab membutuhkan waktu, tenaga dan biaya tidak sedikit.
Sementara mengenai tantangannya adalah mengenai ditetapkannya lokasi sebagian wilayah di Kukar menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Pemuda yang bermukim di wilayah IKN harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang mampu bersaing secara kompetitif, mengingat adanya IKN mengundang banyak pendatang dengan kualitas kemampuan banyak yang jauh di atas rata-rata.
Untuk itu Ali menargetkan, pada tahun 2024 akan menciptakan 2.500 orang wirausaha baru dan diprioritaskan bagi pemuda di wilayah-wilayah penyangga IKN. Ia menginginkan para pemuda yang bermukim di sekitar IKN menjadi pengusaha yang andal. Ali ingin saat IKN dipindah ke sebagian wilayah Kaltim, para pemuda Kukar telah siap bersaing dengan pengusaha-pengusaha dari luar daerah.
Ali mengaku tak ingin para pemuda di Kukar seperti warga Jakarta. Sebagian penduduk aslinya bermukim di gang-gang kecil, bahkan ada pula yang tinggal di bawah jembatan. Sebagian besar mereka yang berhasil di Jakarta adalah orang-orang dari luar daerah. Dia mengakui bahwa target itu memang besar namun hal tersebut sejalan dengan visi misi dan program Bupati Kukar, Edi Damansyah.
TEROBOSAN KOLABORASI
Dalam rangka mencapai target tersebut, Dispora Kukar gencar membangun kerja sama dengan perangkat daerah, perusahaan, perbankan hingga kepala desa di Kukar. Contohnya yang telah dibangun di Kecamatan Samboja yang umumnya dipenuhi penduduk yang bekerja di sektor perikanan, kerja sama yang dibangun adalah dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).
Selama ini, pelaksanaan program DKP Kukar dinilainya belum melibatkan dan menghadirkan pengusaha baru di bidang tersebut. DKP Kukar pun diminta mengalokasikan anggaran untuk pelatihan-pelatihan yang menyasar para pengusaha muda yang usahanya bergerak di bidang perikanan. “Dari 20 orang peserta, lima orang pesertanya dari para pemuda. Jadi, ini bisa menambah target kita,” jelasnya.
Kerja sama nantinya juga dapat dibangun dengan Dinas Perkebunan. Pemuda-pemuda di Samboja yang bergerak di bidang usaha perkebunan bisa disasar. Demi mengembangkan usaha para pemuda tersebut, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Kukar. Instansi teknis tersebut melaksanakan pelatihan dan memberikan bantuan berupa alat-alat untuk mendukung usaha para pemuda, sementara Dispora Kukar masuk melalui penguatan manajemen keuangan dan usaha.
Yang sudah berjalan, kerja sama juga dibangun dengan para wakil rakyat yang memiliki dana aspirasi yang dapat diarahkan untuk kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi pemuda. Setiap anggota dewan, kata Ali, memiliki pendukung dan massa yang dapat dijadikan peserta untuk mengikuti berbagai pelatihan dan pembinaan di Klinik WPM Kukar. Ia pun berharap, pokok pokok pikiran anggota dewan bukan saja diarahkan untuk pembangunan infrastruktur, tetapi juga untuk investasi sumber daya manusia.
Untuk menarik minat pemuda membuka usaha baru atau untuk mengembangkan usaha, Dispora Kukar juga bekerja sama dengan perbankan, salah satunya dengan Bank Kaltimtara dan Bank Rakyat Indonesia. Terlebih lagi saat ini terdapat program Kredit Kukar Idaman (KKI) bagi usaha mikro kecil dan menengah, di mana pelaku usaha muda di bawah binaan Klinik WPM juga memiliki kesempatan mendapatkan fasilitas kredit lunak tersebut. []
Penulis: Fajar Hidayat | Penyunting: Hadi Purnomo